JAKARTA,iNewsSemarang.id- Setiap wilayah di Indonesia memiliki keunikannya masing - masing, mulai dari sejarah, bahasa, filosofi maupun kondisi daerah tersebut. Salah satunya di Jawa Tengah (Jateng). Jateng terletak di antara 5°40' -8°30' Lintang Selatan dan 108°30'- 111°30' Bujur Timur. Terbagi dalam 35 wilayah administratif, yang terdiri dari 29 kabupaten dan 6 kota. Jateng memiliki 75.037 desa dan menempati desa terbanyak se-Indonesia.
Desa-desa di Jateng memiliki nama desa unik dan terkesan aneh. Rupanya hal itu tidak terlepas dari legenda sejarah berdirinya desa tersebut yang diceritakan secara turun-temurun. Bahkan, ada desa unik karena namanya terkesan jorok. Desa-desa yang memiliki nama unik itu tersebar di beberapa kabupaten di antaranya Pemalang, Blora, Banyumas dan Kabupaten Pekalongan.
Berikut 5 desa atau dusun dengan nama unik dan aneh, diantaranya :
1. Dusun Setan
Salah satu dusun yang terletak di Desa Candiretno, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini memiliki nama yang cukup menyeramkan. Diketahui, dusun ini dihuni oleh sekitar 600 jiwa penduduk.
Menurut Aminatun (70) selaku tokoh masyarakat setempat, dusun ini merupakan salah satu dusun penganut Hindu di zaman dulu. Para penganut Hindu tersebut diberi nama Hindustan.
Namun sejak masyarakat memilih untuk memeluk syariat islam, kata 'Hindu' kemudian dihilangkan dan hanya tersisa kata 'Stan'. Dari kata itulah masyarakat lebih suka menyebutnya menjadi 'Setan'.
Kemudian Hindu-nya dihilangkan, tinggal Stan. Itu cerita dari kakek moyang kami," ungkap Aminatun yang biasa dipanggil Mbah Gemi itu.
2. Desa Kebocoran
Desa Kebocoran merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Kedung Banteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Asal usul sebutan 'Kebocoran' bukan berarti menggambarkan kondisi rumah warganya yang seringkali mengalami kebocoran. Melainkan diambil dari peristiwa sejarah yang melatar belakangi terbentuknya desa tersebut.
Penamaan ini tak lepas dari kisah Babat Kamandaka yang melakukan perjalanan guna mencari seorang istri. Singkat cerita, dirinya berpura - pura menjadi rakyat biasa dan terlibat perkelahian dengan seorang pria yang tak lain adalah adik kandungnya
Status kekeluargaan yang tak diketahui keduanya, membuatnya melangsungkan sebuah perkelahian hingga membuat luka sayatan di bagian lambung Kamandaka. Luka tersebut pun dibasuh menggunakan air sungai.
Namun tampaknya darah segar terus mengalir dari lambung Kamandaka. Dari aliran darah itulah yang kemudian dinamakan 'Kebocoran', dan di sungai tersebutlah Desa Kebocoran akhirnya terbentuk.
3. Desa Tutup
Desa Tutup terletak di Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Nama desa ini bukan semata - mata diambil dari kondisi desanya yang telah tutup, melainkan dari nama sebuah tanaman yaitu Pohon Tutup / Trutup.
Selain itu, desa ini juga merupakan salah satu desa yang tertutup karena berada di daerah hutan. Karena itulah, desa ini kemudian dinamakan Desa Tutup.
4. Desa Cawet
Salah satu desa dengan nama unik selanjutnya yaitu Desa Cawet yang berada di Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Menurut Riswanto selaku Kepala Seksi Pemerintah Desa Cawet, penamaan desa ini berasal dari kata 'Cawing' yang berarti kain penutup (kemaluan), dan kata 'Tali' yang merupakan pengikat celana.
Istilah tersebut diambil pada saat warga desa tengah kebingungan dalam memilih sesepuh yang akan dijadikan kepala desa.
"Saat itu beliau datang(Adipati Reskodiningrat) untuk menyelesaikan masalah soal siapa yang akan menjadi pemimpin desa. Dalam perjalanan, ia melihat sesepuh warga sedang tandur (menanam) di sawah," jelas Riswanto.
Kemudian Adipati Pemalang itu menunjuk sesepuh tersebut untuk memimpin desa. Uniknya, saat ditunjuk jadi lurah, sesepuh itu hanya mengenakan cawing tali (kain penutup kemaluan yang diberi tali). Sehingga dia disebut Ki Lurah Cawing Tali yang menjabat pada kurun 1825-1847.
5. Desa Semut
Desa berikutnya yaitu Desa Semut yang berada di kecamatan di Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Desa ini dihuni oleh 2291 jiwa penduduk pada tahun 2010.
Desa ini memiliki sebuah keunikan dari namanya, dimana merujuk pada salah satu binatang yang terkenal dengan gotong royongnya, yaitu semut. Asal usul penamaannya sendiri tak diketahui secara pasti. Namun, kata 'Semut' diharapkan menjadi gambaran untuk para penduduknya yang mengedepankan sikap saling bahu membahu antar warga desa tersebut. (mg arif)
Editor : Maulana Salman