2. Letnan Jenderal (Purn) Alamsyah Ratu Perwiranegara
Alamsyah Ratu Perwiranegara diangkat sebagai Menteri Agama dalam Kabinet Pembangunan III (1978-1983). Dia sudah menjadi perwira di tentara sukarela Jepang di Sumatera bagian selatan sejak 1944.
Ia menghabiskan hidupnya pada dinas ketentaraan lebih dari 20 tahun lamanya. Ia tercatat ikut berjuang menghadapi Belanda dalam Aksi Militer II termasuk membumi hanguskan Tanjung Karang-Teluk Betung, Lampung pada 1948-1949.
Sebagai Kepala Staf Penguasa Perang Kodam IV Sriwijaya, Alamsyah ikut berjuang melawan gagasan Pemberontakan PRRI ketika pertemuan besar di Sungai Dare, Sumatera Tengah. Karier politik Alamsyah cukup mentereng. Di era Presiden Soeharto berkuasa pada 1967, Alamsjah menjabat sebagai Koordinator Staf Pribadi Presiden.
Sebelumnya ia menjabat sebagai Ketua Presidium Kabinet Ampera. Ia kemudian dipercaya menjadi Sekretaris Negara RI pada 1968-1972. Setelah itu, Alamsyah diangkat menjadi Duta Besar Indonesia di Belanda (1972-1975). Sebagai Duta Besar RI di Belanda, Alamsyah ikut dalam perjuangan diplomatik menghadapi Pemerintah Belanda dan MPRS tahun 1972-1974 dan mempersiapkan sidang-sidang IGGI 7 negara-negara donor tentang perlunya bantuan untuk melaksanakan pembangunan di Indonesia.
Alamsyah kemudian menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA). Sebagai Wakil Ketua DPA, ia ikut memantau menghadapi ketegangan Sidang MPR 1978 mengenai soal kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (selama Sidang Umum MPR 1978).
Ketika menjadi Menteri Agama, Alamsyah berhasil menertibkan Departemen Agama. Meluruskan sejarah khususnya apa jasa dan pengorbanan umat Islam sehingga negara RI menjadi berideologi dan berfalsafah Pancasila, sehingga akhirnya golongan Islam menerima dan mendukung Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Alamsyah juga berhasil menegakkan dan pembinaan kerukunan hidup antar umat beragama dengan pemerintah dan berhasil membentuk wadah musyawarah antar umat beragama.
Pria yang pernah mengikuti pendidikan ilmu kemiliteran di Senior Officer Course di Mhow dan kemudian melanjutkan pendidikan di General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat ini juga berhasil menempatkan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa ke Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Editor : Maulana Salman