AL KHOR, iNewsSemarang.id – Tindakan mulia ditunjukkan oleh Hakim Ziyech, bintang Timnas Maroko. Rupanya, gelandang serang tim berjuluk Singa Atlas ini memiliki jiwa sosial tinggi. Terbukti, ia rela mendonasikan semua gaji dan bonus yang didapat selama Piala Dunia 2022.
Tak main-main, ia rela memberikan pendapatannya yang mencapai 325 ribu dolar atau setara Rp5,4 miliar untuk disumbangkan kepada fakir miskin di negaranya. Dan aksi sosial itu bukan pada edisi Piala Dunia kali ini saja, melainkan sudah dilakukan sejak 2015, selama membela negaranya.
Hakim Ziyech tampil sepenuh hati saat membela Maroko di Piala Dunia 2022 Qatar. Pujian mengarah kepada bintang Chelsea tersebut, terlebih soal gajinya yang kemudian didonasikan.
Hal itu diungkapkan akun Twitter bercentang biru @KhaledBeydoun pada Senin (12/12/2022). Akun itu mengungkapkan, uang yang diterima Ziyech selalu disumbangkan ke fakir miskin sejak 2015 lalu.
“Bintang Maroko Hakim Ziyech tidak pernah mengambil satu dolar pun saat bermain untuk negaranya (sejak 2015). Dia menyumbangkan semuanya untuk staf tim dan keluarga miskin di negara asalnya Maroko,” tulis akun tersebut.
Hal yang sama juga dilakukan Ziyech saat membela negaranya di Piala Dunia 2022 ini. Akun tersebut juga mengungkap bahwa sebenarnya eks pemain Ajax Amsterdam itu sudah mengumpulkan bonus gaji Piala Dunia sebesar 325 ribu dolar atau setara dengan Rp5,4 miliar.
Namun dari uang sebanyak itu, Ziyech memilih mengalokasikan semuanya ke fakir miskin. Tentu aksi mulia ini menjadi penyemangat tersendiri bagi Ziyech untuk menampilkan yang terbaik.
“Hakim Ziyech, mendonasikan semua bonus World Cup (325.000 dolar) miliknya kepada orang-orang miskin di Maroko,” tulis akun itu pada 9 Desember kemarin.
Ziyech menjadi pahlawan yang mengantarkan Maroko bisa menembus hingga babak semifinal turnamen yang digelar di Qatar itu. Meski cuma mencetak satu gol, pemain 29 tahun itu selalu menjadi otak permainan tim asuhan Walid Regragui.
Maroko terbilang sukses selama berlaga di Piala Dunia 2022. Mulai dari lolos sebagai juara grup dengan hanya 1 kali kebobolan, tak pernah kalah, dan mengalahkan tim sekelas Belgia. (mg arif)
Editor : Maulana Salman