SEMARANG, iNewsSemarang.id – Banjir bandang yang menerjang kawasan Meteseh dan Rowosari, Kecamatan Tembalang menjadi perhatian khusus Pemkot Semarang. Pasalnya, berbagai solusi jangka panjang maupun pendek harus segera ditemukan agar bencana hidrometeorologi itu tidak terulang lagi.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan penanganan banjir bandang di daerah itu secara lintas daerah bersama Pemkab Semarang.
"Tugasnya Kabupaten Semarang untuk asesmen RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah), diketahui di sana banyak pengembangan rumah, galian C, dan sebagainya," kata Ita, sapaan Hevearita itu di Semarang, Selasa (21/2).
Hal tersebut disampaikan Ita usai rapat koordinasi di Kantor Pemprov Jateng tentang penanganan banjir yang dihadiri juga oleh perwakilan Pemkab Semarang, yakni dari Dinas Pekerjaan Umum, serta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).
Di Kabupaten Semarang, kata dia, dilakukan juga penataan lingkungan karena mungkin banyak juga hutan yang merupakan hulu sudah gundul sehingga mengakibatkan Sungai Babon belakangan kerap meluap.
Meluapnya Sungai Babon membuat sejumlah permukiman di Kota Semarang menjadi langganan banjir bandang, seperti Perumahan Dinar Indah dan wilayah Rowosari yang dalam Februari ini sudah beberapa kali kebanjiran.
"Ketiga, pembuatan bendungan dan kolam retensi dari wilayah hulu. Karena diharapkan kolam retensi juga bisa menjadi (sumber) air baku, diusulkannya seperti itu," katanya.
Untuk Kota Semarang, ia mengaku sudah mengusulkan penanganan darurat karena jika menunggu perencanaan di hulu tentunya membutuhkan waktu, padahal banjir bisa terjadi sewaktu-waktu.
"Semarang sebagai daerah bawah kan dapat banyak 'impact' dari bagian hulu. Penanganan (darurat, red.) dari sisi Dinar Indah dan Rowosari nanti pemasangan 'beronjong' (anyaman kawat) di sungai," ujarnya.
Editor : Maulana Salman