Pontianak. iNewsSemarang.id - Kementerian Agama (Kemenag) RI wanti-wanti terkait moderasi beragama pada mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak saat momen Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di kampus tersebut, belum lama ini.
Kasubdit Ketenagaan, Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Ruchman Basori, menjelaskan bahwa mahasiswa baru disebut sebagai agen perubahan Indonesia, harus dikenalkan sejak dini pemahaman keagamaan yang moderat, inklusif dan toleran.
“Mereka (mahasiswa baru - red) harus tampil di garda terdepan mengembangkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” jelas Ruchman Basori dalam keterangan tertulisnya, Minggu (3/9/2023).
Ditambahkannya, ada tiga masalah yang dihadapi bangsa Indonesia, dengan menyitir pendapat Menteri Agama Yaqut Cholil Qumas (Gus Men).
“Pertama munculnya kelompok yang mempertanyakan konsensus nasional (kesepakatan nasional), Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945 ingin menggantinya dengan ideologi seperti khIlafah Islamiyah,” tukas Ruchman yang juga Mantan Ketua I Senat Mahasiswa IAIN Walisongo itu.
Lalu kedua, sambung Ruchman,kelompok truth claim Keagamaan, mereka yang merasa benar dan menganggap lainnya salah, merasa dirinya lebih beriman dan yang lain kafir, dan ketiga munculnya kelompok silent majority, kelompok mayoritas yang diam, kurang peduli terhadap kondisi Indonesia yang di dera intoleransi, radikalisme dan ujaran kebencian.
“Mahasiswa baru harus mengenal dan memahami agamanya dengan baik, di tengah kehidupan bangsa yang majemuk, suku, agama, antar golongan,” tegas Ruchman.
Dihadapan ribuan mahasiswa baru IAIN Pontianak Ruchman berharap agar kelak mahasiswa tampil sebagai figure yang mencintai bangsa dan negara sekaligus mencintai agamanya dalam satu tarikan nafas. “Komitmen keagamaan dan kebangsaan harus menjadi nafas mahasiswa dalam menempa diri dalam kawah candradimuka IAIN Pontianak,” katanya.
Mantan Aktivis 1998 ini menekankan bahwa organisasi kemahasiswaan sangat strategis menjadi wasilah pengarusutamaan moderasi beragama dalam pelbagai program dan kegiatan. “Menjadi aktivis mahasiswa penting sebagai bekal menjadi sarjana yang unggul, professional dan berkarakter,” lanjutnya.
Ketua Project Manajemen Unit Beasiswa Indonesia Bangkit (PMU BIB) Kemenag ini juga berharap agar mahasiswa ikut program MORA Overseas Student Mobility Awards (MOSMA) ke Luar Negeri, sebagai implementasi dari MBKM.
“Jangan lama-lama kuliah di IAIN ini, maksimal 4 tahun lalu daftar beasiswa BIB untuk studi lanjut S2 dan S3 baik di dalam dan luar negeri,” kata Ruchman.
Editor : Miftahul Arief