"Dulu pernah ada yang memesan 55 ekor sehari, tetapi ketika diberikan uang tunai, setelah selesai berbelanja bahan baku, uangnya hilang, jadi saya hanya mendapatkan Rp2,5 juta sebagai kerja bakti," tambahnya.
Pada tahun 2022, Oktavia mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Balai Pelatihan Koperasi (Balatkop) dan UKM Provinsi Jateng.
"Waktu pelatihan di Salatiga, saya hanya memiliki Rp400.000. Mentor meminta saya membeli ayam. Setelah pelatihan, dalam 2 bulan saya bisa membeli laptop seharga Rp2,5 juta," ceritanya.
Dia menjelaskan bahwa dia memulai usaha ayam oven karena ini adalah keinginan mendiang suaminya, yang pada saat itu ingin menikmati ayam panggang.
"Awalnya, suami saya ingin makan rooster chicken, lalu saya mencoba memasaknya dan orang-orang menyukainya. Akhirnya, saya terus membuat ayam oven hingga sekarang," ungkap Okta.
Saat ini, Okta telah menetapkan dirinya untuk fokus menjalankan usaha pembuatan ayam oven rempah. Dengan bantuan modal yang dia peroleh dari pelatihan di Balatkop UKM Jateng, dia mulai mengelola manajemen penjualan dan pemasaran dengan lebih baik.
"Sebelumnya, saya tidak tahu bagaimana mengelola uang. Setelah mengikuti pelatihan, saya mulai memahami manajemen bisnis secara bertahap," jelas Okta.
Dia juga menekankan pentingnya memiliki pengetahuan dalam menjalankan bisnis dan bahwa kegagalan dalam usaha-usahanya sebelumnya terjadi karena kurangnya pengetahuan.
"Jadi, untuk berhasil dalam bisnis, Anda harus memiliki pengetahuan. Kegagalan dalam usaha-usaha sebelumnya terjadi karena kurangnya pengetahuan sebelum saya mendapatkan pelatihan," pungkasnya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta