SOLO, iNewsSemarang.id - Dokter Lo Siauw Ging meninggal dunia di Rumah Sakit Kasih Ibu, Kota Solo, Selasa, (9/1/2024) pukul 14.00 WIB. Dokter Lo selama ini dikenal berjiwa sosial karena menggratiskan biaya pasien-pasiennya untuk berobat.
Sosoknya pun dikenang sebagai seorang pengabdi. Dokter Lo meninggal pada usia 89 tahun karena sebuah penyakit yang diderita sejak beberapa tahun terakhir.
Menurut tokoh Tionghoa Sumartono Hadinoto yang mengenal baik Dokter Lo menceritakan bahwa memang Dokter Lo sering keluar masuk rumah sakit dalam beberapa tahun terakhir. "Beberapa tahun ini keluar masuk rumah sakit. Ya memang karena kondisinya sudah sepuh (tua)," ujarnya, Rabu (10/1/2024).
Sebelum kepergiannya, Dokter Lo sempat dirawat inap di RS Kasih Ibu, Jumat (5/1/2024) karena kondisinya yang terus memburuk. Sang dokter kemudian akan dikremasi di Krematorium Delingan, Kamis (11/1/2024).
"Kondisinya drop sehingga dibawa ke rumah sakit lagi, hari ini meninggal. Mau dibawa ke tiong ting dikubur ke tiong ting," kata CEO Palang Merah Indonesia (PMI) Solo itu.
Dokter Lo sendiri diketahui merupakan seorang dokter umum yang mengawali kariernya di Rumah Sakit Dr Oen. Kemudian berpindah ke Rumah Sakit Kasih Ibu, hingga membuka praktik sendiri di rumah.
Sumartono mengenang sang dokter lewat pesan-pesan yang selalu sering disampaikan kepada dirinya dan rekan-rekan seprofesi. “Kalau mau kaya jangan jadi dokter, jadi pebisnis. Kalau jadi dokter harus melayani orang banyak, berbagi, dan melayani orang banyak di bidang kesehatan,” jelasnya.
Dia juga menyebut bahwa dokter Lo terus berkontribusi nyata. Hampir semua pasien dokter Lo digratiskan saat berobat.
"Banyak sekali yang bisa dibantu sampai sembuh. Beliau membantu siapapun tanpa pandang bulu, sampai sehat kalau perlu dibelikan obat. Saya, anak, dan cucu semua pasien dokter Lo," katanya.
Sementara itu, salah seorang pasien dokter Lo, Setro yang merupakan korban kecelakaan sepeda motor juga menceritakan pengalamannya ketika digratiskan berobat.
Saat datang berobat ke dokter Lo, Setro masih mengingat bahwa dirinya selalu mendapatkan pertanyaan naik transportasi apa saat datang berobat.
“Dokter lo nggak pernah bertele-tele, bertanya sakitnya apa diperiksa dulu. Diperiksa selesai dia langsung bilang kasih apotik nggak usah bayar. Masuk bansos saya, besuk kalau belum sembuh balik kesini," ungkap Setro.
Selain menggratiskan pasien, Setro bahkan sering melihat pasien-pasien diberikan uang transportasi setelah berobat. “Saya tahu juga selama dia menjabat di Rumah Sakit Kasih Ibu, uang gaji dan lain tidak pernah dipegang,” ujarnya.
Editor : Maulana Salman