SEMARANG, iNews.id - Kebakaran yang melanda relokasi Pasar Johar pada Rabu (2/2/2022) lalu menyisakan kisah sedih bagi para pedagang. Pasalnya, stok dagangan yang disiapkan untuk berdagang di bulan Ramadan habis tak tersisa.
“Kita nyetok banyak juga untuk persiapan Ramadan dan Lebaran. Stoknya kita tambah lumayan banyak. Kita ada mukena, sajadah, dan gorden baik yang masih kain atau sudah jahitan,” kata pedagang Wawan Handayani, Minggu (6/2/2022).
“Malah ada temen yang baru datang beberapa bal. Dia juga nyetok cukup banyak dan barangnya baru datang. Semuanya ludes, habis semua. Apinya cepat sekali (merambat), jadi banyak pedagang yang tidak bisa menyelamatkan barang-barangnya,” katanya.
Terdapat tiga kios miliknya yang kini hanya menyisakan puing-puing hangus karena dilalap api. Dua kios digunakan berdagang bersama kakaknya, sementara satu kios yang berada di bagian belakang difungsikan sebagai gudang.
“Semuanya ludes. Jumlah kiosnya ada tiga. Kita juga punya mesin jahit empat unit habis semua. Gorden jadi banyak sekali, yang masih kain juga banyak. Kalau kerugian ya besar angkanya. Lebih dari Rp100 juta, ratusan juta lah,” katanya sembari tetap tersenyum meski getir.
Dia masih mengingat detik-detik peristiwa nahas itu. Seperti biasa, dia bersama istri bersiap menutup lapak sekira pukul 17.00 WIB. Tak langsung pulang, melainkan mengecek keamanan barang dagangan dan listrik di dalam kios.
“Hingga pukul 17.30 WIB, kami akhirnya pulang ke Boja Kendal. Sampai rumah sekira pukul 18.30 WIB. Terus Salat Maghrib,” katanya terdiam dan menghela napas dalam.
“Habis itu saya ditelepon temen, ngabari kalau pasar terbakar. Pakai video call juga, di situ terlihat apinya sangat besar sekali. Sudah merah. Saya langsung meluncur lagi ke sini (pasar) tapi enggak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa lihat api,” ujarnya.
“Kakak saya rumahnya juga deket sini di seputar Jalan Supriyadi. Tapi sama saja tidak bisa menyelamatkan barang-barang. Begitu juga para pedagang lain. Apinya sangat besar sekali, kata orang-orang, hanya 10 menit api sudah merambat ke mana-mana,” kata dia.
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, memastikan segera membangun tempat relokasi baru untuk para pedagang yang menjadi korban kebakaran pada area relokasi sementara Pasar Johar di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah.
Dia mengatakan biaya pembangunan tempat relokasi baru akan menggunakan pos anggaran Biaya Tidak Terduga (BTT), bersumber dari APBD Pemerintah Kota Semarang.
“Bagaimana kemudian mereka yang jadi korban kebakaran itu bisa segera mendapat support, segera mendapat fasilitas untuk mereka bisa kembali berjualan kembali,” ujar pria yang akrab disapa Hendi ini.
Editor : Agus Riyadi