get app
inews
Aa Text
Read Next : Kades di Pemalang Kocar- Kacir Digerebek Bawaslu, Dimobilisasi Dukung Paslon Tertentu

Kasus DBD Tertinggi Nasional, Dinkes Kendal Tutup Mata?

Senin, 19 Februari 2024 | 21:51 WIB
header img
Kasus kematian akibat demam berdarah di Kendal menduduki peringkat tertinggi nasional. Ironisnya, instansi terkait terkesan tutup mata. IST

KENDAL, iNewsSemarang.id - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kendal merebak hingga menduduki peringkat pertama di Jawa Tengah. Data Dinkes Jateng menyebutkan bahwa, kasus DBD di Jateng tahun 2023 secara keseluruhan mengalami penurunan dibanding dengan tahun 2022, namun berbeda dengan di Kabupaten Kendal.

Kasus DBD di Kabupaten Kendal masih tercatat masih tinggi. Data Dinkes Jateng menyebutkan, di Kabupaten Kendal tahun 2023 kasus kematian akibat infeksi dengue ada sebanyak 29 kasus (CFR 7,7%). Dibanding tahun 2022 sebanyak CFR 6,6% terjadi kenaikan 1,4%.

Dalam data tersebut juga disebutkan jika angka kematian DBD di Kabupaten Kendal menjadi yang tertinggi di tingkat Nasional.

Data tersebut diketahui dari nota dinas Dinkes Jateng tertanggal 25 Januari 2024 dalam rangka koordinasi dan penguatan strategi penanggulangan DBD di Kabupaten Kendal.

Tingginya kasus DBD salah satunya terjadi di Desa Mororejo Kaliwungu. Menurut Agus Riyadi warga setempat menuturkan, di desanya kasus gejala DBD banyak menimpa anak-anak.

"Beberapa waktu lalu ada sekitar 5 warga sini yang didominasi anak-anak divonis gejala DB setelah periksa ke dokter dan melakukan lab, hingga akhirnya harus opname di rumah sakit," tuturnya, Senin (19/2/2024).

Pada saat itu, lanjutnya, dia sudah menyampaikan kondisi itu ke salah satu pejabat di Dinkes Kendal dan meminta agar dilakukan fogging. Dia menjelaskan, laporan ke pejabat Dinkes Kendal itu mendapat respons.

"Pejabat itu bilang sedang menerjunkan tim ke lapangan untuk melakukan penyelidikan. Dan sejam kemudian dia telpon dan memberi tahu bahwa itu bukan DB," ujarnya.

"Ini kan aneh. Hasil pemeriksaan dokter dan lab dinyatakan gejala DB. Tapi Dinkes Kendal bilang bukan DB dan akhirnya tidak dilakukan fogging," imbuhnya.

Agus mengaku sangat kecewa dengan sikap Dinkes Kendal. Apalagi selang beberapa hari kemudian anaknya yang duduk di bangku kelas 1 SD juga terserang DBD dan harus di rawat di rumah sakit.

"Saya sangat kecewa dengan Dinkes Kendal. Upaya untuk menanggulangi DBD terkesan lambat dan enggan dilakukan," keluhnya.

Sementara itu, Kadinkes Kendal, dr Abidin saat dikonfirmasi melalui pesan singkat WhatsApp menjawab agar menghubungi Kabid P2.

"Monggo. Teknis bisa hubungi Kanid P2. Beliau yang pegang data," katanya.

Editor : Maulana Salman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut