SEMARANG, iNewsSemarang.id - Kinerja Pemkot Semarang di bawah kepemimpinan Wali Kota, Hevearita Gunaryanti Rahayu dinilai sukses menangani persoalan banjir.
Hal itu terlihat saat musim hujan tahun ini (periode November 2023-akhir Februari 2024) kasus banjir dan genangan di Kota Semarang relatif sedikit.
Padahal di beberapa daerah, bencana banjir masih menjadi persoalan. Apalagi tahun-tahun sebelumnya persoalan banjir juga menjadi momok bagi warga Kota Semarang saat musim hujan datang.
Kinerja Wali Kota Semarang yang cekatan dan mau turun langsung saat ada kaluhan dan persoalan banjir, dinilai menjadi salah satu jurus jitu untuk penanganan banjir.
Apalagi sejak jauh-jauh hari sebelum musim hujan datang, wanita yang kerap disapa Mbak Ita tersebut sudah memprioritaskan pembangunan penanganan banjir seperti perbaikan drainase dan normalisasi aliran air.
Purnomo, Ketua RT 09 RW II Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang mengapresiasi upaya penangan banjir yang dilakukan Pemkot Semarang. Di wilayahnya, saat musim hujan, banjir menjadi momok bagi warga, meski wilayah Tembalang merupakan dataran tinggi di Kota Semarang.
"Banjir selama ini diakibatkan saluran air yang tak mampu menampung debit air ketika hujan deras, sehingga meluber ke permukiman. Dan tahun 2023 lalu, saluran di wilayah kami dibangun Pemkot Semarang. Alhamdulillah persoalan banjir di wilayah kami sedikit teratasi. Namun kami tetap berharap kepada Pemkot Semarang, untuk pembangunan drainase jalan di Jalan Raya Sendangmulyo, untuk mengatasi banjir secara keseluruhan," paparnya, Selasa (5/3/2024).
Hal senada juga disampaikan Ahli Hidrologi Universitas Semarang (USM), Edy Susilo. Menurutnya upaya Pemkot Semarang dalam mencegah banjir mulai terlihat dengan menurunnya luas wilayah genangan.
Termasuk, kontrol saluran dan pompa-pompa air di sejumlah titik. Edy mengatakan, pemantauan yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu tersebut menunjukkan simbol pemimpin hadir di tengah masyarakat.
"Memang saya perhatikan jelang musim hujan ini sudah sangat mengaktivasi pompa-pompa, kemudian saluran dibersihkan sebelum musim hujan datang, perbaikan drainase, upaya-upaya itu ternyata dapat menurunkan terjadinya banjir," kata Edy, Sabtu (2/3).
Edy menyatakan, intensitas hujan yang terjadi akhir dan awal tahun ini tidak setinggi sebelum-sebelumnya ketika Kota Semarang diterjang banjir. Namun demikian, dia menyebut, upaya mengantisipasi banjir amat signifikan.
Terlebih koordinasi lintas sektor antara Pemkot Semarang di dalamnya Dinas Pekerjaan Umum dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.
"Dilihat dari upaya sudah bagus, dimulai dari pompa di Tenggang, walau kewenangan BBWS, tetapi DPU melakukan kontrol dulu," ujar Dosen Teknik Sipil USM tersebut.
Fokus penanganan banjir di Kota Semarang masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD), dan rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD). Meski begitu, orang nomor satu di Kota Semarang yang akrab disapa Mbak Ita tersebut, dinilai Edy memiliki perhatian lebih dalam upaya menurunkan banjir.
"Bagus, memang saya lihat komitmen Mbak Ita dalam penanganan banjir sangat intens sekali perhatiannya. Kemarin sampai turun langsung penanganan, dia memimpin kontrol kondisi saluran dan pompa," katanya.
Dia mengutip informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memprediksi cuaca ekstrem masih akan berlangsung pada Maret 2024. Dengan perkiraan tersebut, dan meski penanganan sudah dilakukan, dia menyebut Pemkot Semarang tidak boleh lengah.
"Cuaca ekstrem masih berlangsung. Dari sisi hujan masih perlu diwaspadai, tetapi pemerintahnya sudah intens dalam penanganan," katanya.
Sebelumnya, Pemkot Semarang menyatakan terbuka dalam strategi pengendalian banjir. Termasuk dengan melibatkan pakar dan akademisi dalam upaya pengendalian banjir. Salah satunya melalui inovasi pipa resapan horizontal (PRH) yang diciptakan oleh ahli hidrologi Universitas Semarang (USM).
Editor : Ahmad Antoni