JAKARTA, iNewsSemarang.id – Kisah Sukanti (41) yang berjuang memberangkatkan haji orang tuanya ini sungguh mengharuh. Sukanti rela menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia demi menghajikan ayahnya, Suroso, yang tunanetra.
Wajah gembira Sukanti berusia bersama ayahnya, Suroso (84), terpancar saat tiba di hotel tempat menginap di kawasan Syimaliah, Madinah, Arab Saudi. Sukanti gembira setelah impiannya bisa berhaji dengan orang tuanya terwujud. Suroso sejak usia 8 tahun memiliki keterbatasan. Dia tidak bisa melihat sama sekali.
"Sejak ayah mengungkapkan ingin berhaji, di situlah saya membulatkan niat untuk bisa memberangkatkan beliau. Apa pun saya lakukan," ujar Sukanti, kepada Media Center Haji (MCH), Kamis (23/5/2024).
Keinginan Suroso untuk bisa berhaji sebenarnya sudah sejak lama. "Beliau bilang. Saya sudah tidak bisa lihat apa-apa. Saya hanya ingin bisa melihat Kakbah dan berhaji. Tidak ada lagi yang saya inginkan selain itu," ungkap Sukanti.
Namun tidak mudah bagi dirinya untuk mewujudkan impian sang ayah. Karena sejak 25 tahun silam, dia tinggal di Malaysia menjadi pekerja migran untuk menghidupi seluruh keluarganya.
Dengan tekad yang bulat, Sukanti lalu mendaftar haji pada 2018, bersama sang ayah. Dia menyisihkan penghasilannya sebagai TKI untuk biaya pelunasan haji. "Awalnya saya tanya ke petugas pendaftaran. Apakah saya bisa menemani Bapak. Oleh petugas diperbolehkan," katanya. Suroso masuk dalam daftar Calon Jemaah Haji (CJH) yang berangkat di 2024.
Dia masuk dalam kuota prioritas lanjut usia (lansia). Dia pun harus menyelesaikan semua yang diperlukan. Termasuk pelunasan. Tak hanya itu, dia juga harus mengajukan izin untuk cuti di tempatnya bekerja, di sebuah yayasan di Malaysia. "Alhamdulillah. Ternyata saya diizinkan untuk cuti panjang. Sekitar empat bulan," ujar Sukanti terharu.
Besarnya semangat putri tercinta, membuat Suroso terharu. Dia pun tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya setelah tiba di Madinah. "Alhamdulillah. Kulo bungah sampun sanget ten mriki (saya bahagia bisa berada di sini)," ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni