Dia menjelaskan, DP3A menggandeng psikolog dari Universitas PGRI (UPGRIS) Semarang untuk melakukan mediasi dan penyelesaian masalah agar masalah keluarga tidak sampai berkelanjutan.
"Karena keluarga ini masalahnya kompleks. Jadi pakainya psikolog. Ada mediasinya sehingga jangan sampai permasalahan berkelanjutan," ujarnya.
Selain ruang konsultasi, pihaknya menyediakan ruang bermain anak. Sehingga, bisa menjadi wadah anak untuk bermain saat orangtua melakukan konsultasi. "Ada tempat bermain anak bisa bermain terlebih dahulu, baru orangtua berkonsultasi," katanya.
Dari data yang dihimpun dari https://ppt-dp3a.semarangkota.go.id/, angka kekerasan hingga pekan ini mencapai 104 kasus.
Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Timur memiliki jumlah kasus tertinggi. Diharapkan, dengan peran Puspaga, angka kasus semakin turun.
Editor : Ahmad Antoni