get app
inews
Aa Read Next : Tradisi Pencucian Pataka, Polda Jateng Tegaskan Komitmen Jaga Kehormatan dan Integritas Institusi

4 Teladan dari Jenderal Hoegeng Iman Santoso, Kapolri Periode 1968-1971 yang Melegenda

Senin, 01 Juli 2024 | 03:48 WIB
header img
Kapolri Jenderal Hoegeng Iman Santoso (1968-1971). FOTO/Arsip Nasional Republik Indonesia

Sebagai pimpinan polisi, Hoegeng juga menunjukkan keteladanan yang patut ditiru, tidak saja oleh anggota Polri tapi juga masyarakat secara umum, apa pun profesinya. Berikut ini beberapa kisah keteladanan Hoegeng, polisi jujur yang disebut Gus Dur bersama patung polisi dan polisi tidur. 

1. Antisuap 
Dalam buku 'Hoegeng Polisi Idaman dan Kenyataan, Sebuah Autobiografi' karya Ramadhan KH (1993) diceritakan mengenai Hoegeng yang sering menghadapi godaan suap. Pada 1956, saat berpangkat Kompol, Hoegeng diangkat menjadi Kepala Direktorat Reskrim Kantor Polisi Sumut. 

Hoegeng yang dikenal sebagai polisi jujur, tegas, dan antikorupsi ditugaskan di wilayah Medan yang banyak terjadi kasus kejahatan mulai dari penyelundupan, perjudian, hingga perampokan. Saat pindah Medan, Hoegeng belum memiliki rumah dinas karena masih dihuni oleh pejabat lama. 

Situasi ini dimanfaatkan oleh bandar judi dengan mengirim utusan untuk menemui Hoegeng saat tiba di Pelabuhan Belawan dan menawarkan rumah serta mobil. Hoegeng menolak dengan halus. Dia memilih tinggal di Hotel De Boer menunggu sampai rumah dinasnya tersedia. 

Dua bulan kemudian, saat rumah dinas di Jalan Rivai siap dihuni, Hoegeng terkejut karena rumah dinasnya sudah penuh barang-barang mewah. Mulai dari kulkas, piano, tape hingga sofa mahal. Rupanya barang-barang mewah itu pemberian dari para bandar judi. 

Utusan yang menemui Hoegeng di Pelabuhan Belawan datang lagi. Namun Hoegeng malah meminta agar barang-barang mewah itu dikeluarkan dari rumahnya. Hingga waktu yang ditentukan, utusan itu tidak juga memindahkan barang-barang mewah tersebut. 

Hoegeng kemudian memerintahkan polisi pembantunya dan para kuli angkut mengeluarkan barang-barang itu dari rumahnya diletakkan begitu saja di depan rumah. Bagi Hoegeng itu lebih bijak daripada menistakan sumpah jabatan dan sumpah sebagai Anggota Polri. Hoegeng geram mendapati para polisi, Jaksa dan Tentara disuap dan hanya menjadi kacung para bandar judi. "Sebuah kenyataan yang amat memalukan," katanya geram.

2. Tegas dan Tahan Godaan 
Selama bertugas di Medan, Sumut, Hoegeng gencar memerangi penyelundupan. Dia tak peduli siapa beking penyelundup tersebut, semua disikat. Salah satunya seorang pengusaha wanita berparas cantik. Dia berupaya mengajak damai Hoegeng dengan mengirimkan berbagai hadiah mewah ke alamat rumah Hoegeng. 

Tentu saja Hoegeng menolak mentah-mentah. Hadiah tersebut pun langsung dikembalikan oleh Hoegeng. Namun si wanita tak patah arang, dia terus membujuk Jenderal Hoegeng. Hoegeng terheran-heran karena para koleganya di kepolisian dan kejaksaan memintanya melepaskan wanita cantik itu. 

Hoegeng heran lantaran mengapa begitu banyak pejabat yang berusaha menolong pengusaha wanita tersebut. Belakangan Hoegeng memperoleh kabar bahwa wanita itu tak segan-segan tidur dengan pejabat demi melancarkan aksi penyelundupannya. Hoegeng hanya bisa mengelus dada prihatin menyaksikan koleganya yang terbius uang dan rayuan wanita. 

Editor : Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut