get app
inews
Aa Read Next : Dilarang Menikah pada Bulan Suro, Mitos atau Fakta? Ini Penjelasan Gus Muwafiq

Tradisi Malam 1 Suro, Larangan dan Amalannya

Kamis, 04 Juli 2024 | 09:45 WIB
header img
Kebo bule menjadi cucuk lampah dalam kirab malam 1 Suro di Keraton Solo. (Foto: Dok.MPI/ Ahmad Antoni)

JAKARTA, iNewsSemarang.id - Malam 1 Suro 2024 perlu diketahui masyarakat Jawa karena berkaitan dengan tradisi. Bagi masyarakat Jawa, malam 1 Suro dianggap sebagai hari yang sakral dan keramat. Sehingga banyak yang melakukan laku ritual di malam 1 Suro.

Berdasarkan kalender Jawa, malam 1 Suro 2024 jatuh pada hari Minggu Kliwon tanggal 7 Juli 2024 bertepatan dengan tanggal 30 kalender Jawa. Dalam kalender Islam jatuh bertepatan tanggal 1 Muharram 1446 H. Sedangkan 1 Suro jatuh pada hari Senin Legi, 8 Juli 2024. 

Malam 1 Suro merupakan perwujudkan akulturasi dalam sistem kalender. Dikutip dari buku 'Sejarah' terbitan Yudhistira, kalender baru itu mulai berlaku pada tanggal 8 Juli 1633 bertepatan dengan 1 Muharram 1403 H.

Oleh karena itu, keistimewaan malam 1 Suro adalah bersamaan dengan perayaan Tahun Baru Islam 1 Muharram. Lalu, kalender Jawa disesuaikan dengan nama-nama bulan dalam tahun Hijriyah.

Malam 1 Suro Menurut Islam
Dalam pandangan Islam, Malam 1 Suro atau malam 1 Muharram merupakan waktu terbaik untuk berdoa dan melakukan amaliah ibadah. Malam 1 Suro juga menjadi momentum tepat bagi Muslim untuk bermuhasabah atas perbuatan yang telah dilakoni selama setahun terakhir.

Karena itu, tiap muslim dianjurkan untuk membaca doa akhir tahun dan awal tahun hijriah, membaca istighfar, dan melaksanakan sholat sunnah atau qiyamul lail.

Ustaz Firman Arifandi dari Rumah Fiqih Indonesia menjelaskan, ada sebuah dalil berkaitan amalan doa awal dan akhir tahun hijriah yang diyakini merupakan amalan dari para sahabat Nabi melalui riwayat Abdullah bin Hisyam dalam al mu’jam al awsath imam Thabrani:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيٍّ الصَّائِغُ قَالَ: نا مَهْدِيُّ بْنُ جَعْفَرٍ الرَّمْلِيُّ قَالَ: نا رِشْدِينُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ أَبِي عُقَيْلٍ زُهْرَةُ بْنُ مَعْبَدٍ، عَنْ جَدِّهِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ هِشَامٍ قَالَ: «كَانَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَتَعَلَّمُونَ هَذَا الدُّعَاءَ إِذَا دَخَلْتِ السَّنَةُ أَوِ الشَّهْرُ: اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ، وَالْإِيمَانِ، وَالسَّلَامَةِ، وَالْإِسْلَامِ، وَرِضْوَانٍ مِنَ الرَّحْمَنِ، وَجَوَازٍ مِنَ الشَّيْطَانِ»

Dari Abdullah bin Hisyam, ia berkata bahwa para Sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mempelajari doa berikut jika memasuki tahun atau bulan “Ya Allah, masukan kami ke dalamnya dengan aman, iman, selamat dan Islam. Mendapatkan ridho Allah dan dijauhkan dari gangguan syetan” (HR Thabrani, Al Hafizh Al Haitsamiy menilai Hasan).

Imam suyuthi berkata dalam kitab al-jami' al-kabir mengatakan doa awal tahun diriwayatkan dari sabda Rasulullah SAW:

وقال السيوطي أيضا في الجامع الكبير:دعاء أول السنة عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه قال:ما من عبد يصلي أول يوم من المحرم ركعتين يقرأ فيهما ما شاءفإذا فرغ من صلاته رفع يديه ثم قال:اللهم أنت الأبديُّ القديم وهذه سنةٌ جديدة أسألك فيها العصمةَ من الشيطانِ وأوليائه والعونَ على هذه النفسِ الأمّارةِ بالسوءوالاشتغالَ بما يقربني إليك وإلى رضاك يا كريم

"Tidak ada dari seorang hamba yang sholat di permulaan (awal) hari dari (bulan) Muharram dengan dua (2) rokaat yang membaca terhadap sesuatu yang dia kehendaki. kemudian ketika dia selesai dari sholat, dia mengangkat kedua tangannya kemudian berdoa.

Editor : Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut