Jovan bercerita, pada 2023 usai lulus dari Pondok Pesantren Ummul Quro Bogor, dia sempat mendaftar Bintara Polri. Namun gagal, termasuk mendaftar Bintara TNI, juga gagal. Kegagalannya pada tes kesehatan.
Namun ia tak patah semangat. Jovan menjalani serangkaian operasi dan menjaga kesehatannya, termasuk mengikuti bimbingan belajar hingga berhasil lolos Catar Akpol tingkat Polda Metro Jaya. Dia juga ditempa keras oleh kakaknya yang Kopassus itu.
"Mungkin bukan rezeki saya di Bintara Polri ataupun TNI. Abang saya melatih saya dengan keras, bukan karena saya adiknya sehingga diberi kelonggaran, malah abang saya melatih saya dengan luar biasa keras," tutur alumnus SD Cokroaminoto dan SMP Barunawati 2 Tanjung Priok itu.
Jovan bercerita, ketika mondok di Ummul Quro Bogor, sempat tidak betah di tahun pertama. Namun, rasa tidak betah itu dia lawan dan beradaptasi dengan lingkungan. Pada tahun ketiga, dia menjadi pengurus pondok dan bertugas di bagian keamanan.
Saat di Pondok Ummul Quro itu, Arab dan Bahasa Spanyol menjadi bahasa sehari-hari yang digunakan. Di sana juga diajarkan adab, ilmu, dan hafalan.
"Ustaz dan kiai saya berpesan, adab di atas ilmu. Kami diajarkan sopan santun kepada guru, orang lain, terutama orang tua. Sehingga kami tahu harus menghormati yang tua dan menyayangi yang muda. Alhamdulillah, berkat doa restu orang tua, ustaz, kiai, dan guru-guru saya di SD, SMP, serta orang-orang yang saya temui, saya bisa berdiri di sini di seleksi tingkat pusat Akpol. Saya berdiri di sini karena doa-doa mereka. Semoga rezeki saya di Taruna Akpol 2024," katanya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta