Terungkap, Ini Biang Kerok Carut Marut Persoalan PPDS FK Undip
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2024/09/02/5ca13_ilustrasi-calon-dokter.jpg)
SEMARANG, iNewsSemarang.id - Wakil Rektor 4 Undip Wijayanto menyebut jam kerja dokter di RSUP dr Kariadi yang mencapai minimal 80 jam seminggu diklaim sebagai akar dari segala persoalan yang terjadi di kalangan dokter maupun mahasiswa PPDS FK Undip.
“Sebenarnya akarnya kan ada kebijakan dari RSUP dr Kariadi yang juga kebijakan (arahan) Kemenkes, bahwa jam kerja itu minimal 80 jam seminggu, jadi luar biasa berlebihan. Kita ingin investigasi itu sampai ke akar strukturnya, akar sistemnya,” ungkap Wijayanto, Senin (2/9).
Kebijakan itu, kata dia, membuat dokter maupun mahasiswa PPDS FK Undip bisa bekerja hingga 24 jam sehari, sekaligus membuat mereka mengalami tekanan yang sangat berat.
“Praktik itu membuat siapapun yang ada di sana, mau dokter PPDS, dokter senior, semua akan mengalami bekerja dalam tekanan yang luar biasa,” sambungnya.
Investigasi yang komprehensif mencari solusi dari akar persoalan penting dilakukan. Dia menyayangkan pada kasus meninggalnya dr. Aulia Risma Lestari itu, Undip mendapatkan banyak stigma buruk. “Akar strukturalnya yaitu jam kerja luar biasa berlebihan,” kata dia.
Manager Hukum dan Humas RSUP dr Kariadi Semarang Vivi Vira Viridanti menegaskan bahwa mahasiswa PPDS FK Undip yang ada di rumah sakit tersebut dalam rangka pendidikan.
Editor : Ahmad Antoni