JAKARTA, iNewsSemarang.id – Hari ini, 25 November 2024, diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Di momen itu, ada kisah inspiratif dari sosok guru dedikatif, inovatif, dan inspiratif.
Sosok itu adalah Wahyudi. Sebagai pegiat literasi, penulis, edukator, dan pelatih guru muda, pria asal Pontianak ini mencurahkan minatnya dalam pendidikan melalui dedikasi serta kontribusinya di ranah literasi.
Kecintaannya terhadap literasi telah membuahkan banyak karya, seperti “Menggenggam Merpati” Kumpulan Cerpen 2017, “Sepucuk Pesan Rindu” Kumpulan Puisi 2019, 18 Antologi Puisi, Cerpen, serta Cerita Fiksi Bersama para Siswa SMP dan SMA Pelita Cemerlang 2018-2021.
Tak hanya itu, Wahyudi juga menerbitkan Buku Mata Pelajaran PKN Kelas 1 dan 6 “Ibu Pertiwi: Membangun Karakter Bangsa Melalui Pancasila” oleh Mentari Books Indonesia 2022, hingga karyanya yang terinspirasi dari kisah muridnya berhasil mendapat juara 2 dalam Lomba Cerita Guru Inspiratif tingkat nasional pada 2022.
Bagi Wahyudi, literasi adalah jembatan kehidupan. Tidak hanya membaca dan menulis, literasi memiliki makna yang sangat dalam. Bahkan, seluruh aspek kehidupan dibangun dari literasi.
“Seluruh kehidupan kita itu dibangun karena ke-literasian, mengelola informasi, bernalar kritis, mampu memanajemen informasi sehingga mampu mencipta,” kata Wahyudi kepada iNews Media Group pada Selasa (19/11).
Dia melanjutkan, level tertinggi dari manusia adalah mengkreasikan dan menciptakan sesuatu dari seluruh kumpulan informasi yang didapatkan berdasarkan pengalaman yang dimiliki.
Terdapat 6 literasi dasar, yaitu baca-tulis, numerasi, sains, finansial, digital, dan aspek kewarganegaraan. Dari keenam literasi dasar tersebut, literasi yang paling dasar untuk dibangun adalah membaca dan menulis.
Jika dilihat dari data Programme for International Student Assessment (PISA), pada 2019 Indonesia menempati peringkat 62 dari 70 negara. PISA adalah sebuah studi untuk mengevaluasi sistem pendidikan yang diikuti oleh lebih dari 70 negara di seluruh dunia.
Editor : Ahmad Antoni