get app
inews
Aa Text
Read Next : Asistensi Kasus Penembakan Siswa SMK di Semarang, Tim Propam dan Itwasum Polri Turun Tangan

Cerita Pilu Keluarga Gamma Siswa SMK Tewas Ditembak Polisi, Pamit Main Pulang Tinggal Nama

Rabu, 27 November 2024 | 04:52 WIB
header img
Gamma Rizkynata Oktafandy (17), siswa SMKN 4 Semarang yang meninggal ditembak polisi. (IST)

SRAGEN, iNewsSemarang.id – Duka mendalam masih menyelimuti keluarga Gamma Rizkynata Oktafandy (17), siswa SMKN 4 Semarang yang tewas ditembak polisi. Jenazah korban telah dimakamkan di TPU Bangunrejo Padas, Desa Saradan, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, Minggu (24/11/2024) malam.

Paman korban, Yuli Andika mengungkapkan Gamma awalnya pamit main bersama temannya pada Sabtu (23/11/2024) malam. Namun, hingga larut malam Gamma tidak dapat dihubungi. 

“Setelah keluarga mencari sepanjang malam, kabar duka menyatakan Gamma meninggal dunia akibat luka tembak di pinggul,” ungkap Yuli, Selasa (26/11/2024).

Almarhum Gamma sempat dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP dr Kariadi Semarang sebelum dinyatakan meninggal. Insiden tersebut diduga terjadi saat polisi membubarkan tawuran di sekitar Kelenteng Sam Poo Kong, Semarang.

Yuli Andika, paman GRO, membantah dugaan keponakannya terlibat dalam tawuran. "Anaknya itu pendiam, alim, kegiatan sekolahnya bagus, bahkan ikut Paskibra. Jadi tidak mungkin kalau dia terlibat tawuran seperti yang diberitakan," tegasnya.

Menurut Yuli, keluarga tidak menerima tindakan yang menghilangkan nyawa keponakannya dan menuntut keadilan. "Kalau ada tindakan tegas, itu tidak dibenarkan sampai menghilangkan nyawa seseorang. Kalau pun dilumpuhkan, mestinya kaki yang ditembak," ungkapnya.

Dia juga mendesak agar aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus ini dan menghukum pelaku secara maksimal. "Kami tidak ikhlas. Jika nyawa dibayar nyawa, kami setuju," tukasnya.

Kakek almarhum Gamma, Siman mengenang cucunya sebagai anak yang penurut, pendiam, dan tekun. "Dia tidak nakal, selalu pamit kalau mau pergi. Dia anak piatu karena ibunya sudah meninggal," ungkap Siman.

Menurut Siman, Gamma dan ayahnya berencana mengunjungi Sragen pada Desember mendatang. "Kami kaget ketika mendengar kabar cucu saya meninggal," ucapnya.

Keluarga berharap polisi dapat bertindak adil dan transparan dalam menangani kasus ini, serta memberikan hukuman setimpal kepada pelaku. Mereka menginginkan keadilan bagi Gamma, yang mereka yakini tidak bersalah dalam insiden tersebut.


 

Editor : Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut