get app
inews
Aa Text
Read Next : Artis Terry Putri Kerja Jadi Pengantar Makanan Online Selama Tinggal di Amerika Serikat

Rusia Bawa Temuan Program Senjata Biologi di Ukraina yang Didanai AS ke Dewan Keamanan PBB

Jum'at, 11 Maret 2022 | 13:49 WIB
header img
Rusia meminta Dewan Keamanan PBB menggelar sidang membahas tuduhan program senjata biologi AS di Ukraina (Foto: Reuters)

WASHINGTON, iNewsSemarang.id - Temuan progam senjata biologi di Ukraina yang diduga didanai Amerika Serikat (AS) dijadikan sebuah bukti oleh Rusia untuk dibawa ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Rencananya, sidang tersebut akan digelar pada Jumat (11/3/2022) pagi waktu New York atau malam WIB, meski Departemen Luar Negeri (Deplu) maupun Gedung Putih sudah membantah dengan keras tuduhan tersebut.

Dalam sidang nanti, para diplomat mengatakan, sidang mengagendakan tuduhan Rusia tentang aktivitas program biologi militer di Ukraina yang didanai Departemen Pertahanan AS.

"Misi Rusia meminta pertemuan #SecurityCouncil pada 11 Maret untuk membahas aktivitas biologi militer AS di wilayah #Ukraina," kata Wakil I Duta Besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy, dalam cuitan, seperti dilaporkan kembali Reuters.

Amerika Serikat membantah tuduhan Rusia bahwa militernya mengoperasikan laboratorium senjata biologi di Ukraina dengan menyebut menggelikan. AS justru balik menuduh Ukraina bahwa tuduhan itu dijadikan alasan untuk menggunakan senjata kimia atau biologi dalam perang di Ukraina.

"Ini persis seperti upaya bendera palsu yang telah kami peringatkan, Rusia mungkin memulai untuk membenarkan serangan senjata biologi atau kimia," kata Olivia Dalton, juru bicara dubes AS untuk PBB.

Rusia, lanjut dia, punya sejarah penggunaan senjata kimia yang terdokumentasi dengan baik serta telah lama mempertahankan program senjata biologi yang melanggar hukum internasional. 

Ukraina diketahui memiliki laboratorium kesehatan masyarakat yang meneliti upaya untuk mengurangi ancaman penyakit berbahaya yang menyerang hewan dan manusia. Laboratorium itu mendapat dukungan dari Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Tak diketahui apakah laboratorium itu yang dimaksud oleh Rusia.

Editor : Agus Riyadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut