Sementara juru bicara Yoon, Kim Eun Hye, mengatakan kepada Reuters bahwa mungkin memang ada berbagai pengarahan tertutup untuk presiden terpilih. Akan tetapi, dia tidak mengonfirmasi perincian tentang masalah keamanan yang dibahas.
Dalam pengumuman bersama yang jarang terjadi, Amerika Serikat dan Korsel pada Jumat (11/3/2022) lalu menyatakan bahwa Korut menggunakan ICBM terbesar yang pernah ada dalam dua peluncuran rudal baru-baru ini. Korut melakukan itu dengan kedok persiapan peluncuran satelit.
Sistem rudal Korut, yang dikenal sebagai Hwasong-17, diresmikan pada parade militer di Pyongyang pada 2020 dan muncul kembali di pameran pertahanan pada Oktober 2021.
Yoon, yang terpilih sebagai presiden Korsel pekan lalu, telah mengisyaratkan sikap keras terhadap Pyongyang. Meski tetap terbuka untuk memulai kembali pembicaraan denuklirisasi Korut yang terhenti, dia mengatakan serangan pendahuluan mungkin diperlukan untuk melawan serangan rudal Korut yang akan segera terjadi.
Yoon juga berjanji untuk membeli tambahan alat pencegat rudal THAAD dari AS.
Sebelum pemilihan, Yoon memperingatkan adanya tekanan yang lebih kuat dari komunitas internasional jika Korea Utara menembakkan ICBM dengan kedok peluncuran satelit. Namun, presiden terpilih Korsel itu enggan untuk memberikan komentar tambahan pada Minggu (13/3/2022) kemarin.
Editor : Agus Riyadi