get app
inews
Aa Text
Read Next : PWNU Jateng Siap Gelar Apel Akbar Hari Santri di Simpang Lima Semarang

PWNU Jateng Dorong Kiai Berperan Aktif dalam Mengurus Kepentingan Umat

Kamis, 16 Januari 2025 | 08:05 WIB
header img
Doa bersama dan tasyakuran harlah ke-102 Nahdlatul Ulama di kantor PWNU Jateng. (Dok / Mualim)

SEMARANG, iNewsSemarang.id – Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, KH. Ubaidillah Shodaqoh, menekankan pentingnya peran para kiai dalam mengurus berbagai aspek kehidupan umat, baik yang berkaitan dengan urusan duniawi maupun akhirat.

“Sejak awal berdirinya pemerintahan ini, ulama memiliki tanggung jawab besar sebagai pewaris tugas para nabi,” ungkap KH. Ubaidillah saat memberikan tausyiah dalam acara Doa Bersama dan Tasyakuran Hari Lahir (Harlah) ke-102 Nahdlatul Ulama di lantai 3 kantor PWNU Jawa Tengah, Rabu (15/1/2025).

Ia juga menegaskan bahwa pengurus struktural maupun kultural NU memiliki peran yang saling melengkapi. 

“Kita harus memahami bahwa NU besar karena peran para kiai yang hadir di tengah masyarakat. Jangan sampai terjadi pemisahan antara pengurus struktural dan kultural,” ujarnya.

KH. Ubaidillah menambahkan, peran kiai, gus (putra kiai), maupun santri sangat penting dalam menjaga tatanan masyarakat. Tanpa peran tersebut, menurutnya, kehidupan masyarakat bisa mengalami kerusakan. “Jika madrasah diniyah, jamaah tahlil, dan petani tidak diurus, tunggulah kehancurannya,” pesannya.

Ia juga mencontohkan bagaimana para kiai membantu masyarakat dalam berbagai hal, termasuk mendukung petani yang kesulitan mendapatkan pupuk beberapa tahun lalu.

“Saat petani mengeluhkan masalah pupuk kepada pemerintah daerah, mereka akhirnya meminta bantuan kepada pengurus NU,” tuturnya.

Sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Al Itqoon di Tlogosari Wetan, Pedurungan, Semarang, KH. Ubaidillah juga mengingatkan para ketua lembaga untuk menjalankan amanah sesuai hasil Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) NU Jawa Tengah. Menurutnya, lembaga-lembaga tersebut merupakan bagian penting dalam mendukung kerja-kerja organisasi.

Ia menggambarkan perjuangan ulama dalam melayani masyarakat sebagai bentuk jihad. Hal ini merujuk pada tradisi Islam Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja), yang menjadikan qiyas sebagai salah satu metode dalam mengambil hukum. “Perjuangan ini adalah bagian dari ibadah dan jihad kita semua,” tegasnya.

Editor : Maulana Salman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut