SEMARANG, iNewsSemarang.id – Penyidik Ditreskrimum Polda Jateng memeriksa enam anggota Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Yogyakarta, Kamis (23/1/2025). Pemeriksaan ini terkait kasus dugaan penganiayaan terhadap Darso, warga Mijen, Kota Semarang hingga tewas.
“Tadi pagi sudah datang, didampingi oleh Propam (Profesi dan Pengamanan) dan Bidkum (Bidang Hukum) Yogyakarta, jadi mereka didampingi oleh rekan juga dari institusi Polri,” kata Kepala Bidang Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto.
Enam polisi itu diperiksa masih dalam kapasitas saksi. Pemeriksaan dilakukan mulai pukul 10.00 WIB. Kombes Artanto mengemukakan materi pemeriksaan seputar peristiwa meninggalnya Darso.
“Status sebagai saksi (6 polisi). Sampai hari kemarin, total sudah 25 saksi kami mintai keterangan, termasuk kami ambil keterangan dari istri almarhum, keluarga, lingkungan, teman dekat almarhum, juga dari pihak rumah sakit, jadi hari ini ditambah 6 saksi,” katanya.
Kombes Artanto menyebut status kasus itu sudah naik dari penyelidikan ke penyidikan. Sebab itu, kata dia, penyidik mempunyai tugas untuk membuat terang perkara tersebut.
Mengenai hasil autopsi setelah dilakukan bongkar makam Darso, Artanto menyebut telah menerima dari Ditreskrimum Polda Jateng. Namun, dia belum bersedia membeber secara terang apa hasilnya.
“Mohon maaf jika tidak sampaikan dulu ke umum, nanti akan ada waktunya akan kita sampaikan bersama-sama (dengan) ahlinya atau dokter,” paparnya.
Diketahui, penyidik DitreskrimumPolda Jateng melakukan ekshumasi alias bongkar makam Darso sebagai rangkaian penyelidikan, pada Senin 13 Januari 2024. Darso adalah warga Purwosari, Mijen, Kota Semarang, yang tewas pada September 2024 lalu, yang diduga dianiaya anggota Polresta Yogyakarta.
Kasus itu dilaporkan ke Polda Jateng. Saat laporan ke Polda Jateng, istri korban yakni Poniyem didampingi kuasa hukum menceritakan korban diduga dianiaya oknum polisi pada 21 September 2024 di wilayah Mijen, Kota Semarang. Korban sempat dirawat di rumah sakit, 5 hari kemudian korban meninggal dunia.
Korban, oleh pihak keluarga, diakui punya riwayat sakit jantung dan sudah pasang ring. Sementara, pihak Polresta Yogyakarta pada keterangan resminya menyebutkan tidak ada penganiayaan yang terjadi. Korban disebutkan mengeluh sakit jantung, sempat dibawa ke RS Permata Medika Ngaliyan. Keterangan itu ditandatangani Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Aditya Surya Dharma, 11 Januari 2025.
Penyidik Ditreskrimum Polda Jateng juga telah menaikkan status peristiwa ini dari penyelidikan ke penyidikan. Namun demikian, belum ada tersangka yang ditetapkan.
Editor : Ahmad Antoni