Sritex Banjir Air Mata, Tangis Haru Pecah saat Momen Perpisahan Direksi dan Ribuan Karyawan

JAKARTA, iNewsSemarang.id - Tangis haru pecah saat momen perpisahan direksi PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) dengan ribuan karyawan. Acara perpisahan ini dihadiri Direktur Utama (Dirut) Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto.

Seperti diketahui, sebanyak 10.665 karyawan PT Sritex terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). PHK ini imbas pailit utang perusahaan yang diputuskan inkrah oleh Mahkamah Agung (MA).

Baca Juga

Sritex Resmi Tutup Total, Bagaimana Nasib Ribuan Karyawan usai PHK Massal?

Dalam momen perpisahan tersebut, Iwan Lukminto dan para buruh tidak dapat menahan air mata saat menyampaikan ucapan perpisahan.

Iwan mengungkapkan rasa terima kasih dan permohonan maaf atas situasi yang terjadi. "Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih untuk segala dedikasinya, loyalitasnya, kerja kerasnya, kecintaannya kepada perusahaan sampai hari ini," kata Iwan dalam video yang diunggah di akun @ik.lukminto, dikutip Minggu (2/3/2025).

Acara perpisahan semakin emosional ketika jajaran direksi dan ribuan karyawan bersama-sama menyanyikan lagu "Kenangan Terindah" yang dipopulerkan oleh grup band Samsons. Lagu ini menggambarkan kenangan manis yang telah dilalui bersama selama bekerja di Sritex.

Baca Juga

12 Ribu Karyawan Sritex dan Tiga Anak Usaha Kehilangan Pekerjaan, Dirut: Kami Berduka!

Isak tangis dan pelukan mewarnai suasana tersebut saat lagu dinyanyikan. Momen perpisahan ini menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi seluruh keluarga besar Sritex.

Sebelumnya, Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer memastikan, pihaknya akan membela hak-hak butuh Sritex yang menjadi korban PHK. Saat ini Kemnaker terus berkoordinasi dengan manajemen Sritex untuk memastikan hak-hak karyawan.

"Negara melalui Kemnaker akan berjuang bersama buruh. Oleh karena itu kami terus berkoordinasi dengan manajemen PT Sritex. Kita negara hukum, maka kita harus tunduk pada hukum," ujar pria yang akrab disapa Noel tersebut, Jumat (28/2/2025).

Editor : Ahmad Antoni