Tradisi Sesaji Rewanda: Ratusan Warga Berebut Sego Kethek, Monyet Rebutan Buah-buahan

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang Wing Wiyarso menjelaskan tradisi Sesaji Rewanda dimulai pada abad ke-15 yakni saat Sunan Kalijaga, salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam di Indonesia, berupaya membangun masjid yang sekarang terkenal sebagai Masjid Agung Demak.
Dalam pencarian kayu jati sebagai bahan baku, Sunan Kalijaga dibantu para monyet yang menghuni kawasan Goa Kreo, Gunungpati, Semarang, yang kini menjadi destinasi wisata.
Sesaji Rewanda yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti "memberi hadiah kepada monyet", menunjukkan makna dan tujuan yang sangat mendalam.
Sesaji Rewanda, kata dia, mencerminkan pentingnya menjaga hubungan yang harmonis antara manusia dan alam. "Manusia sebagai pemimpin di muka bumi ini memiliki tanggung jawab yang besar untuk merawat alam dan semua makhluk yang hidup di dalamnya. Dengan memberikan 'hadiah' kepada para monyet yang tinggal di Goa Kreo," jelasnya.
Biasanya perayaan tradisi tersebut berlangsung pada tanggal 3 bulan Syawal, dengan puncak prosesi kirab pada tanggal 7 bulan Syawal.
"Jadi, masyarakat tidak hanya merayakan kemenangan setelah Ramadhan, tetapi juga menyampaikan pesan penting tentang keharmonisan dengan alam," katanya.
Editor : Ahmad Antoni