Kabar Duka, Mbok Yem Pemilik Warung Legendaris di Puncak Gunung Lawu Meninggal Dunia

Bahkan, saat virus Covid-19 lalu menerpa Indonesia, Mbok Yem tetap bertahan di atas puncak gunung Lawu seorang diri. Hingga akhirnya jalur pendakian Lawu dibuka kembali, dan Mbok Yem melakukan rutinitasnya kembali untuk berjualan nasi pecel.
Dibantu porter bawa bahan makanan
Di masa awal-awal berjualan di Gunung Lawu, Mbok Yem melakukan segala hal seperti membawa bahan makanannya ke puncak hanya ditemani oleh sang anak angkat, pak Muis.
Namun seiring bertambahnya usia, fisik Mbok Yem sudah tak dapat lagi melakukan hal fisik yang berat, sehingga dia meminta porter untuk membawa seluruh bahan makanannya ke atas. Untuk ongkos jasa porter ini, Mbok Yem harus merogoh kocek lumayan besar yaitu Rp500.000.
Mbok Yem Hanya Turun Gunung saat Lebaran
Mengingat kondisi fisik Mbok Yem yang sudah tak lagi memungkinkan menjajaki turunan terjal dari Gunung Lawu, untuk mencapai ke kaki gunung Mbok Yem harus ditandu dua orang dengan biaya per orangnya sebesar satu juta rupiah.
Diketahui juga Mbok Yem hanya turun ketika Lebaran Idul Fitri. Mbok Yem mengaku tak ingin menjadi beban bagi para anak-anaknya, sehingga dengan berjualan di puncak Lawu sangat membantu mewujudkan keinginannya tersebut.
Editor : Ahmad Antoni