President of OIC Youth Indonesia: Mentalitas Anak Muda Harus Kayak Bung Karno

SEMARANG, iNewsSemarang.id - President of OIC Youth Indonesia Syafii Efendi mendorong anak-anak muda agar terus menerus di-upgrate mindsetnya. Harapannya, mentalitas anak muda siap menghadapi tantangan global.
Hal itu disampaikan Syafii Efendi saat memberikan motivasi di hadapan ribuan peserta Seminar Internasional ASEAN Youth Movement 2025 di Gedung Pemuda Ambarawa, Kabupaten Semarang, Minggu (25/5/2025).
Seminar bertemakan “Membangun Mentalitas Pemuda Kabupaten Semarang untuk Semangat Berwirausaha dan Berdaya Saing Global” diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Wirausaha Muda Nusantara (Wimnus) Jawa Tengah bekerjasama dengan Gerakan Kewirausahaan Nasional, BEM Universitas Ngudi Waluyo dan IPPNU Kabupaten Semarang.
Menurutnya, pada 2030 kekuatan bonus demografi Indonesia sudah di atas 50%. Hal ini bisa jadi bencana demografi kalau nggak siap-siap.
“Jadi di Jepang itu 7 atau 8 dari 10 orang itu lansia. Sekarang ekonominya turun-turun-turun nggak oke. Kenapa? Karena waktu di usia muda, dia tidak performa. Makanya anak mudanya terus-menerus harus kita upgrade mindsetnya. Itu sih,” kata Syafii.
“Yang harus ditekankan kepada anak muda, yang pertama, mentalitasnya itu harus kayak Bung Karno. nyerempet-nyerempet bahaya. Harus suka dengan bahaya,” ujarnya.
Yang kedua, sebut dia, harus bangun pasukan, kolaborasi besar. Selanjutnya yang ketiga suka dengan konflik, tidak takut dengan konflik. “Dan yang keempat, dia harus vision-orientin. Dia harus punya gambaran masa depan yang besar,” ujar International Public Speaker ini.
Syafii Efendi mengatakan bahwa konsen saat ini adalah bagaimana menghadapi perang geopolitik dunia. “Sementara kita tahu sama-sama Amerika sudah mulai dilucuti. Pelan-pelan pengaruhnya mulai hilang, China mulai kuat. Kita punya organisasi baru namanya BRIS,” ujar Syafii.
“Kita entry Januari awal kemaren dan kita udah mulai pede ni. 2025 ke atas, Indonesia diharapkan lebih aktif lagi menjadi pemain global. Tapi kalau kebijakan pemerintahnya berani begitu, sementara mental anak mudanya ngak cukup, sama aja,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Umum DPD Wimnus Jateng Slamet Muridan menjelaskan, agenda International Youth Movement ini bagaimana membentuk semangat berusaha untuk pemula teman-teman yang ada di Kabupatin Semarang.
“Kita ingin melihat teman-teman karena dominasi Kabupatin Semarang ini kan rata-rata adalah pabrik. Dan penduduk terbesar salah satunya secara nasional, Jawa Tengah dan Kabupaten Semarang,” kata Slamet.
“Maka dari itu kami hadir, kita gandeng BEM Universitas Ngudi Waluyo, kita gandeng IPPNU, kita kerjasama, kolaborasi membuat agenda yang besar untuk memotivasi adek-adek supaya adek-adek kita ini mindsetnya tidak hanya bekerja saja,” ujarnya.
Menurutnya, anak-anak muda harus punya mindset, ketika nanti SMA lanjut Perguruan Tinggi minimal mereka bisa ketika tidak punya uang karena UMR rendah.
“Ya harapannya mereka mau mandiri, berwirausaha harapanya ketika sambil kuliah gitu loh, terus ketika SMK mereka sadar bahwasanya tagline mereka adalah wirausaha bekerja dan melanjutkan dan yang pertama adalah wirausaha harusnya mereka di didik untuk menjadi seorang wirausaha bukan menjadi pekerja,” tegas Slamet.
Editor : Ahmad Antoni