get app
inews
Aa Text
Read Next : Tanggul Kali Bodri Jebol, Ribuan Rumah Warga Kendal Kebanjiran

TPID Jateng Pulihkan Sawah Terdampak Banjir di Grobogan dan Demak, Ini Tujuannya

Kamis, 03 Juli 2025 | 20:42 WIB
header img
Wagub Jateng Taj Yasin Maimoen (empat dari kanan) bersama sejumlah pejabat termasuk Plh. Kepala BI Jateng Nita Rachmenia (paling kanan) saat memberikan bantuan di wilayah terdampak banjir di Grobogan, Kamis (3/7/2025). Foto: iNewsSemarang.id/Eka Setiawan

SEMARANG, iNewsSemarang.id – Bank Indonesia Jateng bersama Pemprov Jateng bergerak untuk memulihkan sawah terdampak banjir di Kabupaten Grobogan serta revitalisasi saluran irigasi di Kabupaten Demak

Mereka yang tergabung dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) juga menggandeng instansi terkait, seperti Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali – Juwana dalam upaya pemulihan tersebut.

Kegiatan itu dimaksudkan untuk menjaga sustainabilitas kedua kabupaten tersebut sebagai wilayah penghasil beras terbesar di Jateng yang merupakan lumbung padi nasional.

Pada kegiatannya, para pimpinan di TPID itu bergerak meninjau lokasi, Kamis (3/7/2025). 

Tampak Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen hingga Plh. Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng Nita Rachmenia mengunjungi wilayah Desa Sukorejo, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan. Sementara di Demak, di Desa Dukun, Kecamatan Karangtengah.

Taj Yasin mengemukakan total produksi padi Jateng tahun 2024 sebesar 8.891.297 ton GKG (Gabah Kering Giling) dan memberikan kontribusi nasional terbesar kedua setelah Jatim. Sementara, Grobogan dan Demak merupakan 5 besar lumbung padi di Jateng.

Namun demikian, produktivitas di sana terhambat sebab bencana banjir yang terjadi. Di Grobogan, misalnya, pada Mei dan Juni lalu terjadi banjir yang menyebabkan sawah padi terdampak. Demikian pula di Demak. Tercatat 252 hektare sawah di Grobogan tergenang banjir sementara di Demak 787 hektare.

“Sedimentasi sungai sekarang lebih cepat, dulu 10 tahun (baru sedimentasi sungai tebal), sekarang 3 tahun (sudah terjadi sedimentasi), ini yang kami berupaya normalisasi. Juga jangan sampai ada alih fungsi lahan hijau,” kata Taj Yasin.

Aksi kolaboratif itu juga didukung Kementerian Pertanaian. Di Grobogan didistribusikan 13.652 kg benih padi, sementara di Demak 28.450 benih padi.

Sementara, BI Jateng menambah dukungan fasilitasi sarana prasarana ketahanan pangan berupa pompa air, mesin tanam padi hingga rumah burung hantu (rubuha). Tim juga memberikan pelatihan teknis pasca-banjir.

Plh. Kepala BI Jateng Nita Rachmenia mengemukakan dalam rangka menjaga sustainabilitas kedua wilayah tersebut sebagai lumbung pangan adalah memulihkan sawah agar suplai atau produksi beras tetap terjaga.

“Kami tahun ini fokus rehab jaringan irigasi, penanganan pasca-banjir. TPID Jateng akan jaga sustainabilitas Jateng sebagai lumbung padi nasional, sekaligus kesejahteraan petani,” kata Nita yang juga hadir langsung di lapangan.

Nita mengemukakan, salah satu yang difasilitasi pihaknya adalah membuat rumah burung hantu di sawah. Mereka membuatkan sarangnya, nantinya burung hantu akan bersarang di sana dan memburu hama padi khususnya tikus.

“Rangkaian kerja kolaboratif ini jadi langkah bersama dalam menghadapi perubahan iklim, khususnya banjir yang berpotensi mengganggu produksi, menjaga pasokan pangan agar kestabilan harga pangan terjaga,” ujarnya.

 

Editor : Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut