get app
inews
Aa Text
Read Next : Kenali Gejala Diabetes di Pagi Hari: Waspada Haus Berlebihan, Lapar hingga Kesemutan

Waspada! Kesemutan Berulang Bisa Jadi Gejala Awal Stroke dan Serangan Jantung

Kamis, 31 Maret 2022 | 15:26 WIB
header img
Kesemutan berulang terjadi akibat kadar kolesterol yang tinggi dan bisa jadi gejala awal stroke. Foto ilustrasi/Ist

JAKARTA, iNewsSemarang.id – Kesemutan menjadi salah satu pertanda awal seseorang menderita gejala stroke. Apalagi jika kesemutan datang berulang-ulang, jangan disepelekan dan segeralah periksakan ke dokter.

Diketahui, stroke bermula dari masalah kolesterol tinggi yang kerap hadir tanpa disadari. Kolesterol memiliki risiko yang berbahaya bagi kesehatan dan berdampak pada beberapa penyakit seperti penyakit jantung dan stroke.

Kolesterol tinggi biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Dalam kebanyakan kasus itu hanya menyebabkan peristiwa darurat seperti serangan jantung atau stroke. Padahal kalau ditelisik lebih jauh, biasanya timbul gejala awal yang kerap disepelekan, salah satunya kesemutan atau kebas. 

Sering kesemutan terjadi karena sistem saraf yang terganggu akibat kolesterol tinggi. Jika sudah terlalu sering mengalami kesemutan, Anda harus waspada. Bisa jadi itu gejala awal dari stroke. 

Untuk mengetahui gejala awal stroke, Dokter Spesialis Saraf Stroke Center Brawijaya Hospital, dr M Arief Rachman, Sp S, menyarankan masyarakat lebih waspada jika merasakan kesemutan di bagian tubuh tertentu. Kesemutan berulang itu bukan karena ada kerusakan pada saraf tubuh semata. 

"Banyak yang menganggap remeh kesemutan dengan gangguan saraf atau peredarah tak lancer. Padahal jika diperiksa di rumah sakit khusus stroke, itu adalah gejala awal dari serangan jantung,” kata dr Arief saat ditemui di Peresmian Stroke Center Brawijaya Hospital, Rabu (30/3/2022). 

Dr Arief juga menjelaskan beberapa Teknik pengobatan stroke salah satunya dengan terapi Digital Subtraction Angiography (DSA) yang pernah dipakai Dokter Terawan. Terapi tersebut yang kemudian dikenal luas dengan istilah 'cuci otak'. Menurut dr Arief Rachmanteknik DSA itu pada dasarnya adalah upaya diagnostik, bukan terapi pengobatan stroke. 

"DSA itu suatu pemeriksaan pada bagian pembuluh darah untuk mendeteksi apakah ada kelainan, penyumbatan, atau perdarahan yang terjadi di otak. Logika dasarnya seperti pemasangan kateter ke arah otak," kata dr Arief. 

Ketika melakukan DSA, dokter akan memberikan heparin untuk mengatasi penggumpalan darah yang muncul karena masuknya kateter ke pembuluh darah. Obat ini masuk dalam golongan antikoagulan atau pengencer darah yang bekerja menurunkan pembekuan darah. 

Apakah DSA dan heparin adalah jenis pengobatan? Jawabannya tidak. DSA itu sifatnya diagnostik dan bertujuan untuk terapeutik.

"DSA akan menjadi pengobatan atau terapeutik pada kondisi khusus. Bisa pada pasien stroke penyumbatan atau stroke perdarahan," katanya.

Editor : Sulhanudin Attar

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut