get app
inews
Aa Text
Read Next : Hari Ini Raja PB XIII Menuju Peristirahatan Terakhir di Imogiri, Bertepatan Weton Rebo Legi

Mengenang Paku Buwana XIII, Sosok Raja yang Lembah Manah dan Ngayomi

Minggu, 02 November 2025 | 13:06 WIB
header img
Raja Keraton Surakarta, PB XIII dikenal sebagai sosok lembah manah dan ngayomi. Foto: Istimewa

SOLO, iNewsSemarang.id - Raja Keraton Surakarta (Keraton Solo), Sri Susuhunan Paku Buwana XIII (PB XIII), wafat pada Minggu (2/11/2025), pukul 07.30 WIB di RS Indriati Solo Baru, Kabupaten Sukoharjo.

Bagi masyarakat Surakarta (Solo), PB XIII bukan sekadar seorang raja, melainkan simbol keteduhan dan kebijaksanaan.

Dikenal dengan sifatnya yang lembah manah (rendah hati) dan ngayomi (melindungi), PB XIII berperan penting menjaga eksistensi Keraton Surakarta sebagai pusat kebudayaan Jawa di tengah tantangan modernitas.

Dalam setiap kesempatan, beliau selalu menegaskan bahwa keraton bukan hanya peninggalan sejarah, melainkan sumber nilai moral, spiritual, dan kebangsaan.

“Keraton adalah cermin budi pekerti dan tata nilai adiluhung yang harus dijaga bersama,” pernah disampaikan PB XIII dalam upacara adat Grebeg Sekaten beberapa tahun lalu.

Sikapnya yang tenang dan bersahaja membuat beliau dihormati tidak hanya oleh kalangan keraton, tetapi juga masyarakat luas. Banyak kalangan budayawan memandang PB XIII sebagai penjaga keseimbangan antara adat tradisi dan tantangan zaman.

Latar Belakang dan Riwayat Singkat PB XIII
PB XIII memiliki nama kecil Hangabehi. Dia merupakan putra dari Pakoe Boewono XII, raja ke-12 Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Setelah wafatnya PB XII pada tahun 2004, terjadi masa transisi kepemimpinan yang cukup panjang di internal keraton, sebelum akhirnya Hangabehi dinobatkan sebagai Pakoe Boewono XIII dalam upacara adat penobatan di Siti Hinggil Lor Keraton Surakarta.

Penobatan PB XIII menjadi momen penting dalam sejarah keraton, menandai keberlanjutan tradisi dan simbol kedaulatan budaya Jawa di Surakarta. 

Di bawah kepemimpinannya, berbagai kegiatan adat kembali digiatkan seperti Kirab Pusaka 1 Suro, Grebeg Sudiro, dan Upacara Jumenengan Dalem.

Sinuhun juga dikenal berkomitmen dalam pelestarian seni klasik Jawa, di antaranya tari Bedhaya Ketawang, gamelan, hingga sastra keraton. 

Di masa kepemimpinannya, keraton semakin terbuka terhadap masyarakat dan menjadi destinasi edukasi budaya bagi generasi muda.

Warisan Budaya dan Doa untuk Sang Raja
Kepergian PB XIII meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar Keraton Surakarta, para abdi dalem, serta masyarakat Jawa yang mencintai tradisi. Sejumlah tokoh budaya, akademisi, dan pejabat pemerintahan turut menyampaikan belasungkawa.

Wali Kota Surakarta, Respati dalam keterangannya menyebut bahwa berpulangnya PB XIII merupakan kehilangan besar bagi dunia kebudayaan Jawa.

“Beliau adalah penjaga marwah budaya dan simbol kebijaksanaan. Sosoknya menjadi teladan bagi generasi penerus dalam menjaga jati diri bangsa,” ujarnya.

Meski PB XIII telah mangkat, warisan nilai dan keteladanan beliau akan terus hidup. Kerendahan hati, cinta budaya, dan semangat menjaga adat akan selalu menjadi suluh bagi masyarakat Jawa penanda bahwa meski zaman berganti, roh budaya luhur Nusantara tetap abadi di tanah Surakarta.

Editor : Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut