get app
inews
Aa Text
Read Next : Pemkot dan Warga Berduka Atas Wafatnya V Djoko Riyanto Suami Wali Kota Semarang

Luncurkan Antologi Cerpen "Kampungku dan Kota Semarang", Agustina Dorong Adaptasi ke Film Pendek

Rabu, 12 November 2025 | 16:57 WIB
header img
Pemkot Semarang melalui Dinas Arsip dan Perpustakaan (Arpus) resmi meluncurkan Buku Antologi Cerita Pendek "Kampungku dan Kota Semarang" di Hall Balai Kota Semarang, Rabu (12/11). (Foto: Dok)

SEMARANG, iNewsSemarang.id - Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang melalui Dinas Arsip dan Perpustakaan (Arpus) resmi meluncurkan Buku Antologi Cerita Pendek "Kampungku dan Kota Semarang" di Hall Balai Kota Semarang, Rabu (12/11). Peluncuran ini menjadi puncak dari rangkaian program Aktivitas Warga Pintar (AWP) Bercerita sekaligus peringatan Hari Literasi Nasional, yang dihadiri ratusan pelajar dan pegiat literasi.

Peluncuran buku diresmikan oleh Kepala Dinas Arpus Kota Semarang, FX Bambang Suranggono, yang hadir mewakili Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng. Dalam sambutan tertulis wali kota yang dibacakan, Bambang menyampaikan arahan dan apresiasi dari Wali Kota atas karya ribuan peserta, sekaligus visi besar untuk tindak lanjut program tersebut. 

“Bu Wali memberi pesan, tahun depan dari cerpen-cerpen terbaik ini harus ada yang dibuat film pendek. Karena beliau memiliki mimpi menjadikan Semarang sebagai Kota Sinema,” ujar Bambang menyampaikan pesan Wali Kota Agustina.

Sebelumnya, program ini diawali dengan lomba dan workshop penulisan cerpen yang diikuti sekitar 2.000 peserta, baik secara luring maupun daring. Peserta terdiri dari pelajar SD, SMP, SMA, mahasiswa, dan masyarakat umum. Dari ribuan karya yang masuk, terpilih 90 cerpen terbaik yang dibukukan menjadi tiga antologi terpisah untuk kategori SD, SMP, dan SMA/Umum.

Bambang menjelaskan jika Wali Kota menekankan bahwa literasi bukan hanya sekadar kemampuan membaca dan menulis. Tema "Kampungku" untuk SD/SMP dipilih agar mereka mengenali lingkungannya (how to know), sementara tema "Kota" untuk SMA/Umum mendorong pemahaman untuk berkontribusi (how to do).

“Pesan Ibu Wali jelas, literasi tidak boleh berhenti di membaca dan menulis saja. Literasi harus mampu membentuk masyarakat yang literate, yaitu masyarakat yang memiliki pengetahuan dan pemahaman untuk bertindak dengan benar,” ujar Bambang.

Sebagai contoh, Bambang menyebut ada peserta SMA yang menulis tentang literasi kopi. "Mereka belajar bahwa Semarang mungkin tidak punya kebun kopi, tapi bisa menjadi kota dengan budaya kafe dan barista yang kreatif,” tuturnya.

Editor : Arni Sulistiyowati

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut