JAKARTA, iNewsSemarang.id – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengimbau dukun dan paranormal tidak membuat gaduh di tengah peristiwa hilangnya putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz (Eril) di Swiss.
Menurut Anwar Abbas ramalan-ramalan itu hanya memperkeruh situasi dan membuat masyarakat gaduh dan rusuh.
"Agama Islam telah melarang umatnya untuk berhubungan dengan dukun," kata Anwar, Sabtu,(28/05/2022).
Menurut Anwar Abbas, masalah tersebut cukup diserahkan kepada pihak yang berkompeten. Masyarakat pun diminta menunggu hasil dari pekerjaan mereka.
"Serahkan saja masalah ini kepada pihak yang berkompeten untuk menjawab dan menjelaskannya. Untuk itu mari kita tunggu hasil kerja mereka para petugas tersebut," kata dia.
Anwar juga meminta masyarakat untuk mendoakan Eril agar segera ditemukan dalam keadaan selamat.
"Kita tunggu saja hasil kerja dari petugas yang mencari sembari kita berdoa agar yang bersangkutan bisa ditemukan dalam keadaan selamat," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, Emmeril Khan Mumtadz atau biasa dipanggil Eril hilang terseret arus Sungai Aaree di Bern, Swiss, pada 26 Mei 2022 siang hari waktu setempat.
Eril dan pihak keluarga saat itu sedang berada di Swiss untuk mencari sekolah. Eril rencananya akan melanjutkan S2 di Swiss. Eril hilang terseret derasnya arus sungai Aaree saat bermain bersama adik dan teman-temannya.
Hingga dua hari setelah kejadian nahas itu, Eril belum juga ditemukan. Saat ini, Sabtu (28/5/2022), proses pencarian Eril masih terus dilakukan oleh Tim SAR dan kepolisian Swiss.
"Hari ini dilanjutkan pencarian, dengan boat drone, hingga penyelam," ujar Duta Besar Indonesia untuk Swiss, Muliaman Hadad, dalam dalam konferensi pers perkembangan peristiwa hilangnya Eril di Rumah Dinas Gubernur Jabar, Gedung Negara Pakuan, Jalan Otto Iskandar Dinata, Kota Bandung, Sabtu (28/5/2022).
Sementara pencarian masih terus dilakukan oleh pihak berwenang, beredar sejumlah ramalan dari paranormal yang mengaku bisa menerawang keberadaan putra sulung Ridwan Kamil yang hingga kini belum ditemukan.
Editor : Sulhanudin Attar