Fatimah, salah seorang penduduk Desa Jinwan mengaku bahwa dirinya dan perempuan lain di desa tersebut tidak merasa asing satu sama lain, semuanya mengaku saling memahami betapa beratnya hidup menjadi perempuan.
Gavari, Jinwan yang lain turut menegaskan bahwa perempuan Jinwan memiliki cara tersendiri dalam membela tanah air mereka. Bukan dengan senjata, tapi menggunakan sekop. Gavari dan penduduk lain percaya bahwa perempuan Jinwan tidak akan meninggalkan tanah yang sudah mereka bela dan bebaskan.
Para perempuan Jinwan percaya pada motto sakral yang tertulis di salam satu tembok desa "Sebelum perempuan bisa mengedukasi dan membela diri sendiri, tak akan ada kebebasan".
Tak hanya ingin menjadi surga bagi korban kekejaman ISIS, Jinwar juga direncanakan memperluas jangkauannya ke seluruh Suriah, menyelamatkan para perempuan dari segala penjuru tanpa memandang asal mereka. (Mg- Awal)
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait