Sebelum Berangkat Perang Pria di Rusia Berbondong-bondong Bekukan Sperma, Ada yang Diberi Diskon 10%
MOSKOW, iNewsSemarang.id - Sebelum berangkat perang ke Donbass, Ukraina, para pria di Rusia berbondong-bondong mendatangi klinik reproduksi untuk membekukan spermanya. Langkah seperti ini ramai dilakukan menyusul adanya perintah dari Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memobilisasi militer.
Upaya pembekuan sperma menjadi meningkat drastis dibanding hari sebelumnya. Mereka sengaja melakukan pembekuan sperma sebelum berangkat ke medan pertempuran agar tetap bisa memiliki keturunan meskipun sudah mati saat bertempur.
Dokter kepala di Pusat Ilmiah dan Praktik untuk Reproduksi Moskow Igor Vinogradov mengatakan terjadi lonjakan permintaan untuk menyimpan sperma oleh pria peserta wajib militer.
Peningkatan akan permintaan juga terjadi di daerah lain seperti Yekaterinburg. Kepala reproduksi Pusat Medis UMMC-Health Dmitry Mazurov mengatakan, tren serupa juga terjadi di wilayahnya.
Menurut dia, ada enam orang yang mengajukan setiap hari sejak perintah Putin dibandingkan hanya dua atau tiga setiap bulan dalam kondisi normal.
“Mereka menghubungi kami dan menanyakan apakah mungkin untuk menjalani konservasi darurat dalam 2 jam, tanpa persiapan dan pemeriksaan,” katanya, dikutip dari Mirror.
Untuk memenuhui permintaan itu, kliniknya menyiapkan sistem khusus bagi mereka yang akan berangkat berperang.
“Seorang pria datang ke klinik, melakukan tes, dan kami bekukan sperma. Kemudian begitu hasilnya keluar maka jelas apakah kita bisa menggunakan material ini di masa depan,” ujarnya.
Juru bicara Pusat Medis ICLINIC St Petersburg bahkan memberikan diskon 10 persen bagi pria yang menjadi bagian dari mobilisasi miliiter.
"Kami menggelar promosi terkait dengan peristiwa baru-baru ini (mobilisasi militer)," katanya.
Putin mengirim 300.000 pasukan cadangan ke Donbass setelah menandatangani dekret mobilisasi militer. Mereka merupakan personel yang sudah terlatih, bukan peserta wajib militer biasa.
Rusia diketahui memiliki 2 juta personel pasukan cadangan dan sekitar 25 juta peserta wajib militer.
Editor : Agus Riyadi
Artikel Terkait