JAKARTA, iNewsSemarang.id – Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Mohammad Syahril mengatakan, gejala awal pasien gagal ginjal akut banyak tak disadari oleh orang tua. Salah satunya adalah berkurangnya frekuensi buang air kecil pada anak.
Selain itu, ada gejala gagal ginjal akut lainnya seperti demam, muntah, mual dan diare yang ditemukan pada pasien gagal ginjal akut. Dalam catatan Kemenkes, sebanya 55 % pasien yang meninggal dunia di awali dari intensitas buang air kecil yang berkurang.
“Buat masyarakat juga atau buat kita semua, (gagal ginjal akut) itu ditandai dengan frekuensi buang air kecil, yang kedua, jumlahnya juga. Biasanya anak kecil itu buang air kecil sampai 12 kali sehari. Tapi kok misal berkurang,” ujar dr Syahril dalam live streaming YouTube MNC Trijaya, Sabtu (22/20/2022).
“Begitupun jumlahnya, biasanya banyak atau sedikit. Itu harus tanda-tanda yang khas, yang jangan sampai lebih jauh lagi sampai ada anak yang memang betul-betul tidak bisa keluar air kencingnya,” ujarnya lagi.
Dia menyebut, gejala sepele inilah yang menurutnya menjadi salah satu penyebab 55 persen pasien gangguan ginjal akut meninggal dunia. Sebab, ada gejala yang tidak banyak disadari masyarakat karena penanganan yang cenderung terlambat.
“Nah ini lah, maaf ya, yang banyak (menyebabkan) meninggal, karena sudah terlambat. Begitu sudah terjadi gagal ginjal, karena sudah tidak bisa memproduksi lagi, karena metabolismenya sudah rusak,” kata dia.
“Nah, rusaknya ginjal seperti yang salah satu yang saat ini sedang marak kemungkinan atau ada dugaan ya itu karena ada kaitannya dengan konsumsi obat yang ada di obat-obatan anak-anak. Tetapi, kemungkinan yang lain akan kita selidiki,” ujar dr Syahril.
Selain gejala khas tersebut, dia juga membeberkan beberapa gejala awal dan umum pada penderita gagal ginjal akut. Di antaranya demam, mual, muntah, hingga diare.
“Jadi, kalau anak ini ternyata demam lebih dari satu sampai masuk ke lima hari, kemudian ada diare, ada mual dan muntah, ada batuk, pilek, ini adalah gejala awal. Tapi gejala awalnya juga yang dialami oleh balita yang sakit saluran napas, karena kasus ini sedang marak, ya kita harus lebih hati-hati, jangan menunggu ginjalnya sudah rusak,” sarannya. (mg arif)
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait