Diduga Lakukan Bullying Siswi tak Berjilbab, Oknum Guru SMA N 1 Sumberlawang Dipolisikan

Joko Piroso
ilustrasi perundungan

SRAGEN, iNewsSemarang.id – Pihak orang tua S, siswi SMA N 1 Sumberlawang Sragen yang menjadi korban bullying oknum guru akhirnya melaporkan ke Polres Sragen. Pelaporan ke polisi dilakukan karena pihak keluarga tidak puas dengan mediasi dari pihak sekolah.  

Seperti diberitakan, S diduga menjadi korban perundungan oknum guru Matematika saat pelajaran berlangsung. Akibat aksi perundungan siswi kelas X tersebut, mengakibatkan dia enggan masuk sekolah karena malu dan takut. Bahkan saudara S lainnya juga ikut tak masuk sekolah.

Kapolres Sragen, AKBP Piter Yanottama saat dikonfirmasi  membenarkan adannya pelaporan tersebut. Saat ini, pelaporan itu telah ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Sragen.

Hanya saja, pihaknya masih mengedepankan pendekatan ultimum remedium dalam kasus ini, langkah pidana menjadi tindakan akhir dan mengupayakan restorative justice, atau penyelesaian hukum dengan kekeluargaan.

"Nanti aduan itu akan kita cek kronologi mengundang saksi-saksi klarifikasi. Tapi poin pentingnya adalah kita tetap berpedoman prinsipnya ultimum remedium, artinya pendekatan pidana itu adalah obat terakhir," kata Kapolres Sragen, AKBP Piter Yanottama, Senin (14/11/2022).

Dia mengatakan aksi perundungan terhadap korban S oleh oknum guru mata pelajaran karena tidak menggunakan hijab terjadi di saat jam pelajaran matematika. Akibatnya korban merasa tertekan dan memilih pulang meninggalkan kelas.

“Di hari yang sama, guru yang bersangkutan disebut langsung meminta maaf ke orang tua korban. Namun keesokan harinya, korban kembali ke sekolah dan kembali mendapat perundungan secara tidak langsung oleh kakak kelasnya,” ucapnya.

Atas peristiwa itu, korban bersama saudaranya satu kelas akhirnya memilih untuk tidak masuk sekolah.  Terpisah, orang tua korban, Agung Purnomo menyatakan, hasil permintaan SMA Negeri 1 Sumberlawang pihaknya akan dikasih ruang dialog.

"Saya ingin dialog yang baik namun tidak kami dapatkan. Sampai acara kemarin lebih condong ke acara seremonial dan terus eksensinya ke anak kami yang sebagai korban tidak ada," ujarnya.

"Yang kami butuhkan dari awal bahwa akan diadakan satu forum tertutup terkait permasalahan yang seperti apa dengan para pihak terkait dan dari dinas seperti apa. Dari para pelakunya juga tau bagaimana memperbaiki diri. Anaknya juga bisa terehabilitasi istilahnya digedekne (besarkan) atine," katanya. (mg arif)

Editor : Maulana Salman

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network