CILEGON, iNewsSemarang.id - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyebutkan, bahwa harga kedelai di pasaran masih belum bisa dikendalikan oleh pemerintah. Hingga saat ini harga kedelai masih melambung tinggi.
Menurut Zulkifli hal ini disebabkan belum terealisasikannya kesepakatan dalam Rapat Terbatas (Ratas) November 2022 lalu, antara Mendag dengan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) terkait impor kedelai.
"Memang kemarin kami sudah menugaskan Bulog untuk impor 350.000 ton kedelai. (Asumsinya) Kira-kira 40 hari hingga 50 hari barangnya sudah akan sampai, sehingga diharapkan setelahnya harga bisa turun ke Rp11.000 per kilogram," ujar Zulkifli, di Cilegon, Banten, Minggu (15/1/2023).
Menurut Zulkifli terkait rencana impor yang sudah dibicarakan, hingga saat ini belum juga terlaksana oleh Bulog dengan berbagai alasannya. Tetapi, dengan kesepakatan dalam rapat bahwa semuanya sudah masuk kedalam penugasan, maka menurut Mendag, Bulog lah pihak yang seharusnya disalahkan dalam permasalahan ini.
"Waktu itu Bulog sudah menyatakan siap (melakukan) impor, dari November, Desember, masih nggak nongol-nongol juga," tutur Zulkifli.
Zulkifli juga menjelaskan, terkait masih melonjaknya harga komoditas dipasaran termasuk juga harga kedelai tetap menjadi tanggung jawab pemerintah. Sehingga pemerintah sendiri akan mengambil langkah untuk menekan kenaikan harga kedelai.
Langkah strategis yang dilakukan adalah dengan menugaskan BUMN untuk dapat memenuhi kebutuhan pasokan di pasar, sehingga diharapkan dapat mengintervensi harga yang terbentuk di pasar untuk beranjak turun.
"Karena itu Saya protes keras, karena janjinya barang bakal datang akhir Desember, ternyata nggak datang juga. Lalu bilang (akan datang) Januari. Nah ini sudah tanggal berapa? Saya kira barangkali (datangnya kedelai impor di Januari) ini tidak jadi," tegas Zulkifli.
Bulog sendiri merespon dengan memberikan alasan terkait belum juga melakukan impor kedelai.
Bulog menyebutkan stok kedelai di negara asal impor memang sudah tersedia. Namun, sejauh ini belum ada kepastian kapan pasokan akan diberangkatkan ke Indonesia, lantaran berlapisnya proses dan tahapan yang harus dilalui, seperti kewajiban karantina dan sebagainya. (Mg/Gojali)
Editor : Agus Riyadi
Artikel Terkait