"Inflasi inti yang masih terjaga di atas 3 persen menunjukkan daya beli masyarakat yang masih kuat dan optimisme menyambut tahun 2023," katanya.
Inflasi pangan bergejolak (volatile food) sedikit meningkat menjadi 5,71 persen (yoy) didorong oleh harga pangan yang cenderung volatile sebagai dampak faktor musiman dan gangguan cuaca.
Untuk kelompok administered price, inflasi tercatat 12,28 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan Desember 2022 (13,34 persen). Hal ini didorong oleh menurunnya tarif angkutan udara dan bensin. Sementara harga rokok dan tarif air PAM mengalami kenaikan yang dipengaruhi oleh kenaikan tarif cukai dan peningkatan pelayanan air bersih kepada masyarakat.
Ke depan, pemerintah akan terus berupaya menjaga inflasi seperti yang telah disampaikan Presiden dalam acara Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) 2023 pada 17 Januari 2023 lalu.
Upaya pengendalian inflasi terus ditempuh melalui berbagai kebijakan, antara lain stabilisasi harga pangan, penguatan pasokan dan cadangan domestik, antisipasi gejolak harga akibat risiko gangguan cuaca, serta persiapan menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
“Sinergi dan bauran kebijakan di tingkat pusat dan daerah terus dilakukan bersama Bank Indonesia untuk menjaga agar sasaran inflasi kembali pada sasaran yang ditetapkan pemerintah,” ucapnya.
(Mg/Ajeng)
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait