SEMARANG, iNewsSemarang.id – Ungkapan mendiang KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bahwa Prabowo Subianto akan menjadi presiden di usia tua kembali menjadi perbincangan hangat. Akankah ramalan Gus Dur itu akan menjadi kenyataan dengan kemenangan Prabowo pada Pilpres 2024 mendatang?
Mukhlas Syarkun, penulis buku Ensiklopedi Gus Dur mengungkapkan perkataan Gus Dur tersebut disampaikan saat Prabowo mendampingi Megawati Soekarnoputri pada Pemilu 2009. Saat itu Prabowo menjadi Cawapres Megawati melawan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono.
“Wah, ngga jadi Pak Prabowo sekarang ini, karena beliau akan jadi pemimpin itu nanti usianya sudah tua,” kata Mukhlas, menirukan ucapan Gus Dur yang dilansir dari kanal Youtube Padasuka TV, Sabtu (29/4/2023).
Mukhlas mengaku mendapatkan pernyataan itu dari saksi hidup yang mendengar langsung dari Gus Dur. Alih-alih menganggapnya sebagai ramalan, ungkapan yang disampaikan mendiang Presiden RI ke-4 itu menururutnya lebih tepat disebut sebagai celetukan.
“Bahwa Gus Dur pernah nyeletuk, jangan dikatakan meramal. Jadi sambil guyon gitu saja,” sanggahnya.
Meskipun pernyataan itu merupakan celetukan yang disampaikan sambil guyon, Mukhlas tidak menampik jika hal serupa yang disampaikan Gus Dur acapkali terbukti menjadi kenyataan.
Di antara yang sudah terbukti antara lain celetukan Gus Dur soal Jokowi akan jadi presiden, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan jadi Gubernur DKI, Jenderal Sutarman akan jadi Kapolri, hingga Kiai Said Aqil Siradj yang akan menjadi Ketua PBNU setelah berusia 52 tahun.
“Bagi sebagian masyarakat NU, Gus Dur disebut sebagai waliyullah, memiliki keistimewaan bisa melihat yang belum terjadi. Atau dalam tradisi masyarakat NU disebut khowariqul adat. Dan itu terjadi pada diri Gus Dur,” terangnya.
Mukhlas Syarkun (kiri), penulis serial buku Ensiklopedi Gus Dur, menyampaikan pandangannya terkait ramalan Gus Dur bahwa Prabowo akan jadi presiden di usia tua. Tangkapan layar: Youtube/@padasukatv
Terkait menghangatnya kembali pernyataan Gus Dur menjelang Pemilu 2024, seperti yang diungkapkan KH Irfan Yusuf Hasyim, menurutnya sah-sah saja. Baginya pernyataan Gus Irfan mengutip kembali ungkapan yang pernah disampaikan Gus Dur 20-an tahun silam itu, sebagai bentuk harapan.
Dia menerangkan harapan yang ditangkap dari ungkapan Gus Dur dalam tradisi NU dikenal dengan istilah tafa’ul yang artinya berprasangka baik. Dalam hal ini, Gus Irfan yang tidak lain salah satu cucu dari pendiri NU KH Hasyim Asyari itu berharap apa yang pernah diucapkan Gus Dur dapat menjadi kenyataan.
“Sudah menjadi kelaziman hal-hal yang diprediksi Gus Dur akan menjadi kenyataan. Itu pula yang menjadi optimisme Gus Irfan. Motivasi-motivasi itu pula barangkali yang membuat Gus Irfan berani mengatakan di ruang publik,” katanya.
Menengok kembali ke belakang, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto telah tiga kali mengikuti pemilihan presiden dan wakil presiden. Pertama dilakukan pada Pemilu 2009 dengan menjadi Cawapres dari Megawati Soekarnoputri.
Kemudian pada Pilpres 2014, Prabowo kembali maju Pilpres. Namun kali ini dia maju sebagai calon presiden. Sementara cawapresnya adalah Ketum PAN Hatta Rajasa.
Prabowo kembali mencoba peruntungan pada Pemilu 2019 dengan menggandeng Sandiaga Salahuddin Uno sebagai Cawapres melawan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Dari tiga kali mengikuti Pemilu tersebut semuanya gagal mengantarkan Prabowo menjadi Wakil Presiden maupun Presiden. Dan menjelang Pemilu 2024 tahun depan, nama Prabowo yang saat ini masuk ke dalam jajaran menteri kabinet dari mantan rivalnya pada Pemilu 2019 itu kembali akan diusung oleh partainya sebagai Capres.
Kembali mengutip pernyataan Gus Dur bahwa Prabowo akan menjadi Presiden RI di saat usianya sudah tua, pada Pemilu 2024 nanti usianya sudah menginjak 72 tahun. Jika berpatokan pada kandidat Capres yang sudah dideklarasikan saat ini yakni Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, maka Prabowo menjadi Capres yang berusia paling tua.
“Apa yang diprediksikan Gus Dur sering menjadi kenyataan. Dan berdasarkan realita memang begitu adanya. Wallahualam,” pungkas Mukhlas, penulis serial buku Ensiklopedi Gus Dur yang dibuat dalam 4 jilid dengan masing-masing setebal antara 300-400 an halaman itu.
Editor : Sulhanudin Attar
Artikel Terkait