Bukan lomba masak biasa, kriteria nasi goreng khas Mbak Ita harus menerapkan kaidah ‘Isi Piringku’ yaitu 1/3 nasi, 1/3 lauk, 1/6 buah, dan 1/6 sayur. Isi Piringku adalah panduan gizi yang juga menjadi program nasional. Harapannya, para ibu peserta lomba nantinya akan menerapkan kaidah Isi Piringku ketika menyiapkan sajian untuk keluarga di rumah.
“Kita juga mendidik anak-anak agar lebih mencintai masakan rumah agar tidak terbiasa jajan junk food. Nanti presentasinya kita buat youtube, ada yel-yelnya. Kita mengikuti zaman agar seru,” tutur wali kota perempuan pertama di ibu kota Jawa Tengah tersebut.
Mbak Ita beserta jajarannya selalu berupaya mengajak masyarakat Kota Semarang untuk bergerak bersama mensukseskan program-program pemerintah melalui inovasi-inovasi yang unik. Hal ini dilakukan agar program yang ada tetap relevan dan menarik sehingga mendorong partisipasi masyarakat Kota Semarang.
“Tidak menyangka sambutannya luar biasa. Waktu persiapan saya kira seperti lomba-lomba biasa, ternyata masyarakat antusias. Masyarakat senang. Ini menjadi contoh menumbuhkan keguyuban dan kekompakan masyarakat tidak terlalu sulit. Yang penting bagaimana keinginan pemerintah untuk mendorong seperti ini,” tandas Mbak Ita.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait