Terlepas dari itu, peneliti komunikasi politik Institut Salemba School Effendi Gazali merasa wacana tiruan tayangan azan pada bacapres lain dapat melunturkan nilai kreativitas. Effendi pun memberikan sejumlah tips.
"Kalau kemudian mau lebih mengayomi, bisa juga dibuat variasi azan dengan beberapa wajah tokoh nasional kita. Jadi terkesan tidak hanya satu figur," tuturnya. Sementara itu, ahli komunikasi Universitas Hasanuddin Hasrullah menambahkan, perlu adanya improvisasi dalam tayangan azan. "Bisa saja segera ditambahkan wajah para ulama lain.
Misal wajah Tuan Guru Bajang, atau beberapa wajah lain dari Kawasan Timur Indonesia. Sehingga lanskapnya lengkap dari seluruh Indonesia," ujar Hasrullah.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait