JAKARTA, iNews.id - Saat imlek banyak makanan disajikan oleh masyarakat yang merayakannya, tak terkecuali sajian jeruk mandarin.
Namun ternyata belum banyak yang mengetahui alasan penyajian buah segar agak asam tersebut.
Budaya Asia selalu penuh dengan simbolisme, termasuk saat Tahun Baru Imlek.
Setiap hidangan yang disuguhkan selalu ada alasan dan arti di baliknya, entah itu soal keberuntungan atau umur panjang.
Salah satu hidangan yang sangat khas dari Imlek adalah jeruk Mandarin. Jeruk berwarna kuning cerah dengan rasa agak asam tersebut sepertinya tak pernah absen di perayaan Imlek.
Tahukah Anda kenapa selalu banyak jeruk Mandarin di Tahun Baru Imlek?
Menurut penjelasan di laman My Recipes, jeruk Mandarin melambangkan emas. Jadi, menghadirkan jeruk Mandarin di rumah saat perayaan Imlek diartikan akan membawa kekayaan dalam hidup.
Bahkan, beberapa orang tak hanya meletakkan buah di atas piring tetapi menempatkan pohon jeruk Mandarin di rumahnya. Beberapa restoran pun melakukan hal ini.
"Pohon jeruk dimaksudkan untuk membawa lebih banyak keberuntungan ke rumah atau bisnis dan semakin banyak buah di pohonnya, semakin lancar cuan masuk yang datang," tulis laporan tersebut, dikutip Selasa (1/2/2022).
Karena konsep semakin banyak buah di pohon semakin baik, tak sedikit penjual pohon jeruk menempelkan jeruk yang direkatkan dengan kawat di batang pohon. Ilusi tersebut sekali lagi demi tercapainya harapan dari kepercayaan yang sudah ada sejak dulu kala.
Buah jeruk tak selalu ada di piring dan pohon. Pada beberapa kepercayaan, buah jeruk harus disertakan saat Anda memberikan angpao kepada sanak famili. Ini meningkatkan faktor keberuntungan buat si pemberi maupun penerima angpao.
Kepercayaan lain yang juga menarik untuk dikulik adalah saat memberikan jeruk mandarin bersama dengan angpao, Anda tidak boleh memberikan jeruk secara 'telanjang'. Artinya, usahakan ada batang dan daun jeruk yang masih menempel di buah.
"Ini bukan hanya indikator kesegaran jeruk, tetapi juga mewakili harapan panjang umur dan kesuburan bagi penerimanya," sebut laporan tersebut.
Editor : Miftahul Arief
Artikel Terkait