Meski demikian, Nana berharap agar bantuan beras ini bisa digunakan dengan baik oleh masyarakat. Ia meminta bahan pangan yang diberikan tidak diperjual-belikan kembali oleh penerima.
“Ini seluruh Jateng sesuai dengan data Kemenko RI, yang tentu data kami para penerima khususnya masyarkat yang masih dalam kemiskinan ekstrem. Di kita 1,1 persen masyarakat dan sudah semua diserahkan by data dan akan diberikan setiap satu bulan,” katanya.
“Ini adalah bentuk kepedulian kepada masyarakat, dan ini kan masih dibutuhkan. Meski di satu sisi harga beras masih stagnan, artinya di kisaran harga Rp13.000/kg, kami harap betul dimanfaatkan sebaik-baiknya. Karena beras ini cukup baik (kualitasnya-red) dan bisa mencukupi bagi masyarakat penerima itu sendiri. Saya harap tidak dijual lagi dan bisa dimanfaatkan untuk keluarga,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu memastikan bahwa Pemkot Semarang bakal tepat menyalurkan bantuan beras ini kepada warga yang kurang mampu. Mbak Ita sapaan akrabnya mengaku jika mekanisme-mekanisme penyaluran bantuan untuk warga yang membutuhkan sudah pernah dijalankan di Kota Semarang.
“Di Kota Semarang ini ada sekitar 58.600-an warga penerima manfaat. Dan Kota Semarang sudah biasa (menyalurkan bantuan-red). Jadi di kelurahan punya Kasie Kesos yang punya data penerima manfaat. Mereka mungkin sudah pernah menerima, seperti rutin sebetulnya. Dan apabila ada yang sakit, nanti kelurahan bersama PT Pos mengantarkan ke rumah (penerima manfaat),” ujarnya.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait