Meski demikian, dirinya juga mengingatkan partisipasi masyarakat dan keluarga untuk lebih peduli kepada ibu-ibu hamil maupun anak yang tumbuh kembangnya melambat. Ia juga mengingatkan, di samping program PMB dari Pemkot Semarang, ibu hamil KEK maupun balita berat badan kurang juga masih wajib mengkonsumsi makanan rutinnya.
“Jadi jangan sampai kalau sudah dapat PMB lalu porsi makan yang di rumah dikurangin. Itu nanti kita susah tercapai. Karena ini kan kita seperti tumbuh kejar yang butuh extra. Makanan lain yang diberikan ini adalah makanan extra, jadi untuk di rumah (makannya) jangan dikurangin,” tuturnya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menambahkan, jika pihaknya optimistis di tahun 2024 ini Kota Semarang bisa zero stunting. Selain PMB, Pemkot Semarang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) juga memiliki program-program lainnya.
Di antaranya Interverensi Promotif Ibu Hamil serta Mentorship untuk Cegah Anemia dan Kurang Energi Kronis (Roberto Carlos) dan Sayangi Dampingi Ibu dan Anak Kota Semarang (San Piisan). Ke depan, pihaknya juga berencana akan mengajak Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) untuk penuntasan stunting dan ibu KEK.
“Di Kota Semarang ini tinggal 872 anak-anak stunting dan 774 ibu KEK maupun anemia. Sehingga dengan kerja sama oleh PHRI bisa dikembangkan, tidak hanya dengan PHRI tetapi kami akan melakukan laki dengan Aprindo,” sebutnya.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait