Ke depan, Mbak Ita sapaan akrabnya meminta agar kegiatan-kegiatan serupa bisa terus gencar dilakukan. Selain itu dirinya berharap masyarakat bisa menjaga pola hidup dan pola makan. Hal ini dikarenakan buruknya kualitas kehidupan menjadi pemicu terjangkit kanker.
“Kanker ini adalah persoalan kesehatan nomor satu yang susah disembuhkan. Meski mungkin ada (yang sembuh-red), tapi satu banding sekian. Sehingga yang diperlukan bagaimana pasien ini tidak putus asa, kemudian mempunyai semangat yang luar biasa. Termasuk juga kepada keluarganya,” tuturnya.
"Ada juga kanker yang berpotensi akibat gaya hidup, nah ini yang kita bisa cegah. Mungkin kalau genetik itu kan tidak bisa, karena dari lahir atau dari turunan orang tua. Tapi untuk yang disebabkan gaya hidup bisa dihindari, sehingga ini mungkin hal yang harus disosialisasikan lebih bisa massif,” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Semarang, Abdul Hakam menjelaskan, jika pelatihan ini adalah salah satu upaya untuk memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat, khususnya pasien penderita kanker. Oleh karena itu ia berharap dengan kegiatan ini, seluruh perawat bisa lebih terampil dan kompeten dalam memberikan penanganan kepada pasien penderita kanker.
“Harapannya dari temen dinkes, puskesmas, dan ambulans hebat bisa bantu. Kalau perawatan memang tidak semua di rumah sakit. Jika pasien sudah mendapatkan kemo dan radioterapi, selanjutnya perawatan pasti akan dilakukan di rumah. Nah pada saat di rumah, ada efek samping, pemahaman itu dibantu dari pelatihan yang dilakukan saat ini,” ujarnya.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait