JAKARTA, iNewsSemarang.id – Prestasi luar biasa ditorehkan konsultan politik Denny JA. Dia mendapatkan penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) berupa The Legend Award.
Penghargaan ini diberikan atas prestasinya berhasil ikut memenangkan presiden lima kali berturut-turut (2004, 2009, 2014, 2019, 2024).
Leprid menyatakan Denny JA sudah mencapai prestasi puncak yang tak pernah terjadi di dunia. Yaitu konsultan politik yang berhasil memenangkan presiden lima kali berturut- turut di negaranya.
“Jika satu pemilu presiden terjadi setiap lima tahun, itu artinya Denny JA sudah malang melintang lebih dari 20 tahun dalam pemilu presiden dan selalu menang,” kata Ketum dan Direktur Leprid, Denny JA dalam siaran pers, Senin (26/2/2024).
Denny JA merespons penghargaan itu dengan mengangkat gagasan besar di balik kemampuannya memenangkan lima kali pemilu presiden berturut- turut. Ini karena ia menjadikan riset sebagai basis strategi politik.
“Politik baru ini membawa pesan kepada siapapun yang ingin menjadi pemimpin di era demokrasi. Apalagi jika ia ingin menjadi presiden,” katanya.
Pertama, pahami perilaku pemilih. Pahami demografi pemilih. Menangkan the heart and the mind of people. Dengarkan suara rakyat.
Bukan hanya suara elite, pengusaha, aktivis, kelompok atau kepentingan. Tapi suara 204 juta pemilih dari Aceh sampai Papua perlu dimengerti.
Suara satu petani di Aceh sama dengan suara satu profesor di Jakarta. Suara satu buruh di Papua senilai dengan suara seorang aktivis di Jogjakarta.
Bahkan suara mereka yang tak tamat SD, tamat SD, tak tamat SMP, tak tamat SMP, itu 60 persen dari total populasi pemilih. Sementara suara kalangan terpelajar: mhs, yg tamat D1, D2, S1, S3 hanya 10 persen saja.
Dalam demokrasi berlaku One Man One Vote. Satu warga satu suara. Berarti suara wong cilik itu enam kali lebih banyak dibandingkan suara wong gede, kalangan terpelajar.
Pesan politik kedua menjawab pertanyaan: bagaimana mendengar suara 204 juta pemilih dari Aceh sampai Papua. Suara mereka juga dinamis.
Telah datang revolusi ilmu pengetahuan. Suara mereka bisa diketahui melalui sampel, melalui statistik. Suara 204 juta pemilih itu bisa diketahui hanya dengan 1200 saja responden saja.
Survei opini publik telah datang. Ia anak kandung dari demokrasi. Tak ada demokrasi tanpa lembaga survei. Suara 204 juta pemilih dapat diketahui cepat sekali, setiap 2 minggu.
Tapi survei hanyalah Side A dari kerja untuk menjadi presiden. Hanya sebagian. Survei membaca opini publik. Yang tak kalah penting justu side B nya: mengubah opini publik. Inilah peran konsultan politik. Capres hanya mungkin menang jika opini publik bisa dipengaruhi untuk lebih mendukung capres itu.
Peran politik baru sudah kita buktikan di lima kali pemilu presiden. Sejak 2004- 2024. Siapa yang menjadi presiden sudah, LSI Denny JA umumkan seminggu sebelumnya, ujar Denny.
Contohnya pemilu 2024. Lihat jejak digitalnya. Tujuh hari sebelum hari pencoblosan, LSI Denny JA sudah mengumumkan Prabowo akan menang dgn interval tertinggi sekitar 58 persen. Ganjar bisa mendapatkan interval terendah sekitar 16 persen.
Angka itu terbukti enam hari kemudian dalam Quick Count semua lembaga dari Kompas, CSIS, Indikator hingga LSI Denny JA sendiri. Real Count KPU nanti tak akan banyak beda. Inilah science dalam politik. Inilah politik era baru, yang memasukkan science dalam pertarungan demokratis.
Ketika menerima The Legend Award, berhasil memenangkan pIlpres lima kali berturut- turut, Denny JA juga membuat disclaimer.
Menurut Denny JA, yang paling berperan atas kemenangan Prabowo- Gibtan adalah Tri Tunggal: Prabowo- Gibran, dan Jokowi. Juga sangat berperan Tim sukses yang dipimpim Rosan. Juga berpengaruh Tim khusus yang dipimpim Bahlil.
LSI denny JA berperan di belakang memberi panduan awal. Walau selaku konsultan, LSI Denny JA juga menggelar door to door langsung ke rumah penduduk di 28 kabupaten battle ground. Ia juga melakukan tebar Billboard di bandar besar dan marketing di medsos.
“Pesan kuat dibalik keberhasilannya memenangkan presiden lima kali berturut- turut karena ampuhnya strategi politik yang dibuat berdasarkan riset dan data,” ujar Denny.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait