Tradisi Dugderan, Prosesi Sakral Sambut Ramadan di Kota Semarang

Dimas Yuli
Tradisi Dugderan digelar setiap menjelang datangnya bulan suci Ramadan di Kota Semarang. (foto Ahmad Antoni)

Dengan mengedepankan akulturasi budaya melalui Warak Ngendog, Dugderan sudah menjadi budaya masyarakat Kota Semarang saat menyambut bulan suci Ramadan. 

Menurutnya, Disbudpar Kota Semarang pada 2024 akan mengemas prosesi Dugderan lebih menarik dengan memamerkan beduk raksaksa di Aloon-Aloon Masjid Agung Semarang. 

"Kami akan kemas lebih oke lagi. Insya-Allah untuk penyerahan dan pembacaan suhuf halaqah, kami akan coba ubah setting-nya, kami pamerkan pemukulan beduk raksaksa," ujarnya. 

Pihaknya menyebut, gunungan ganjel rel besar di dekat beduk akan menjadi pemecah keramaian. Terdapat gunungan kue khas Kota Semarang tempo dulu dengan ukuran kecil di empat sisi alun-alun. 

"Sehingga, masyarakat tidak perlu saling berdesakan. Prosesi suhuf halaqah rombongan wali kota akan lebih oke lagi," ujarnya. 

Nantinya, Dugderan 2024 juga akan diawali dengan kirab budaya dari Balai Kota Semarang menuju ke Masjid Agung Semarang. Setiap kecamatan akan mengangkat budaya dan kearifan lokal masing-masing. 

"Berkudo atau pasukan 40-an. Walaupun tahun ini baru 16 peserta, mereka akan ikut kirab dan dinilai. Didukung komunitas lain seperti Sam Poo Kong, Tay Kak Sie, Tosan Aji, dan lain-lain," ujar Wing.
 

Editor : Ahmad Antoni

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network