Terlebih sebentar lagi akan memasuki Bulan Suci Ramadan, sehingga kenaikan harga bahan pokok akan semakin liar dan tak terkendali. "Karena itu, kita meminta agar pemerintah segera menurunkan harga-harga bahan pokok, baik itu beras, telur dan barang sembako lainnya.
Karena kalau tidak diturunkan, maka kenaikan harga jelang puasa akan semakin melambung tinggi dan tak terkendali," terangnya. Said Iqbal menegaskan, kenaikan harga beras yang saat ini terjadi sama sekali tidak menguntungkan para petani. Halnitu lantaran pemerintah kembali berencana melakukan impor beras dari negara tetangga.
Di mana uang rakyat justru hanya akan menguntungkan petani luar, sedangkan petani kita lah yang terkena dampak buruknya," tegas Said. Sementara itu, terkait salah satu tuntutan lainnya yaitu Tegakkan Pemilu Bersih, Said Iqbal menilai, gelaran Pemilu di 2024 ini penuh dengan kecurangan.
Sehingga menjadikan KPU, Bawaslu, dan seluruh instrumen penyelenggara Pemilu di dalamnya, mendapatkan sorotan besar dari masyarakat. Diungkapkannya, dari hasil hitung cepat dinandingkan dengan real count dan Sirekap dari KPU, menunjukkan bahwa tingkat kecurangan dalam Pemilu saat ini sangat tinggi.
Dalam konteks ini, Partai Buruh tidak untuk menilai hasil Pilpres karena tidak mendukung Capres manapun. Namun dalam gelaran Pileg, sangat kelihatan curang dan tidak bersih.
"Bentuknya ialah bagaimana politik uang dengan serangan fajar masih saja terjadi, yang di mulai dari hari tenang hingga hari pencoblosan, dengan nominal mulai dari Rp50.000-Rp1.000.000," urai Saiq Ibal. Lebih detail, Said Iqbal juga menyampaikan bagaimana Partai Buruh, yang menjadi korban kecurangan Pemilu di dalamnya.
"Kemudian juga bahwa hasil Sirekap, real count dan hitung cepat dari lembaga survei yang ada, menunjukkan bahwa suara Partai Buruh terus semakin berkurang. Kalau kurangnya persentase mungkin bisa dimaklumi, tapi apakah benar bahwa suara perolehan dari Partai Buruh bisa stagnan di semua provinsi? Kan tidak mungkin," paparnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait