SEMARANG, iNewsSemarang.id - Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah mencatat sebanyak 2.000 kasus demam berdarah dengue (DBD) selama periode 2 bulan terakhir pada Januari-Februari 2024. Dari ribuan kasus tersebut, 67 penderita meninggal dunia dan tertinggi ada Jepara.
“Tertinggi di Jepara ada 16 kasus, Kendal 13 kasus. Tahun 2024 sepanjang Januari sampai Februari ada 2.000 kasus,” ujar Sub Koordinator Penyakit Tak Menular dan Menular Dinkes Provinsi Jateng Arfian Nevi, Selasa (5/3/2024).
Dia menyebut, angka tersebut jika dibanding dengan periode yang sama tahun 2023 terlihat menurun. Pada Januari-Februari 2023, kasus DBD di Jateng tercatat ada 6.656 pasien dengan 143 orang meninggal dunia.
Menurutnya, dari ribuan kasus itu, anak usia SD menjadi yang paling banyak terserang DBD. Salah satunya penyebab banyaknya genangan air di lingkungan sekolah yang menjadi sarang nyamuk.
“Anak-anak SD pakai celana pendek, membuka peluang tergigit (nyamuk), nyamuk menggigit di pagi hari,” katanya.
Dia terus mengimbau masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan menguras, menutup dan mengubur (3M), rutin memantau jenik nyamuk di rumah dan lingkungan sekolah. Langkah ini disebutnya lebih efektif untuk pencegahan kasus DBD dibanding melakukan fogging. Sebab fogging hanya membunuh nyamuk dewasa.
“Fogging juga ada syaratnya, harus ada kasus positif, kalau tidak ada kasus enggak efektif. Fogging juga bahan kimia, kalau enggak tepat sasaran bisa berdampak buruk untuk makhluk hidup, terutama kita sendiri dan hewan,” ucapnya. (Arni Sulistiyowati)
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait