Proses kecintaannya pada persenjataan berawal dari kenangan bersama sang ayah Kolonel (Mar) Purn (Alm) Christian Samuel yang ketika itu berdinas di Kodam Trikora (sekarang Kodam XVII Cenderawasih).
Dia mengungkapkan ketika itu melihat sang ayah tampak gagah ketika membawa senjata. "Jadi melihat orang tua dengan senjata sebagai seorang penembak. Sejak itu saya mulai sangat tertarik dengan senjata," kata Maria. Di militer, Maria bertugas sebagai guru militer (gumil).
Dia mengaku sudah mendalami meriam itu kurang lebih selama 4 tahun sejak dinas di Pusdikpal Kodiklatad Cimahi pada 2016. Bahkan punya kemampuan mampu menjinakkan meriam asal Yugoslavia tersebut.
Jarak tembaknya cukup jauh. Kalau meriam 76 gunung ini jarak tembaknya kurang lebih kalau menggunakan empat butir amunisi itu dengan elevasi 45 derajat bisa mencapai jarak 8.750 meter," kata perempuan kelahiran Jayapura, 9 Januari 1996 ini
Dia menceritakan, sebelum masuk TNI AD sudah rajin bolak-balik untuk belajar di Departemen Senjata Pusdikpal Kodiklatad. Setelah dianggap menguasai senjata tertentu, dia kemudian harus menyiapkan paket instruksi dan materi lain untuk mengajar. "Setelah dirasa cukup mantap kita dilanjutkan untuk menjadi seorang guru militer," kata Maria.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait