Sementara itu, Doni Sahroni, Anggota Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) dari Forum Komunikasi Ormas Semarang Bersatu (FKSB), menyatakan kekecewaannya terhadap pernyataan pengurus FKSB di media online mengenai dugaan pengancaman tersebut.
"Menurut saya, langkah yang lebih bijaksana adalah jika pimpinan FKSB, seperti Ketua, Sekretaris, dan Bendahara, mengambil inisiatif dengan melakukan pendekatan persuasif terlebih dahulu, misalnya dengan memanggil anggota Ormas yang diduga terlibat dalam tindakan yang tidak benar," ungkap Doni.
Dia menjelaskan bahwa FKSB bertujuan untuk membina Ormas agar menjadi mitra yang positif bagi pemerintah. Oleh karena itu, ketika terjadi kesalahan oleh oknum Ormas, langkah persuasif harus diutamakan sebelum mengambil tindakan lebih lanjut.
"Menurut saya, ini kejauhan, karena apa? Efek yang akan timbul adalah adanya saling prasangka di antara Ormas-Ormas yang ada di bawah naungan FKSB tersebut. Itu kan menjadikan situasi FKSB yang sudah kondusif, yang sudah solid, yang sudah hebat, yang sudah kompak, yang sudah menjadi partner yang bagus dengan pemerintahan kota Semarang, itu kan menjadi tidak kondusif," ujarnya.
Doni mendorong semua pihak untuk mengambil langkah-langkah persuasif dan pendekatan yang elegan dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Dikatakannya, dalam menanggapi masalah ini, FKSB perlu melakukan crosscheck terhadap informasi yang ada untuk memastikan kejelasan masalah, dan hasilnya harus disampaikan kepada semua Ormas. Tujuannya adalah agar masalah terselesaikan dengan baik dan tidak meninggalkan kesan negatif di antara anggota.
"Dengan demikian, kekompakan dan solidaritas di dalam FKSB dapat dipulihkan. Saya berharap masalah ini dapat segera terselesaikan dan hubungan baik antar Ormas serta dengan pemerintah tetap terjaga di FKSB," tandasnya.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait
